Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Inflasi yang rendah, nilai tukar mata uang stabil serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik menjadi beberapa katalis internal yang menarik perhatian investor asing. Alhasil, pasar surat utang negara (SUN) berpeluang lebih ramai.
Anil Kumar analis Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia memprediksi, adanya kenaikan transaksi SUN oleh pembeli asing. Anil mengatakan, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve dan European Central Bank berpotensi menunda rencana taper maupun kenaikan bunga. "Hal ini berimbas pada kemungkinan asing untuk semakin banyak masuk untuk membeli SUN," kata Anil.
Anil memperkirakan, yield SUN acuan bertenor 10 tahun pada akhir tahun berada di angka 6,5%. Hari ini, imbal hasil SUN acuan bertenor 10 tahun berada di level 7,24%.
Sedangkan I Made Adi Saputra, analis obligasi MNC Sekuritas menyatakan, suku bunga acuan Indonesia, seven day reverse repo rate masih akan bertahan di 4.75%. Adapun untuk 5, 10, 15 dan 20 tahun akan berada di level 6,75%; 7,15%; 7,55% dan 7,75% pada akhir tahun 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News