kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Pasar Saham Tertekan Pelemahan Rupiah, Cermati Kata Analis


Jumat, 06 Oktober 2023 / 05:05 WIB
Pasar Saham Tertekan Pelemahan Rupiah, Cermati Kata Analis


Reporter: Akhmad Suryahadi, Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Ekspektasi suku bunga yang masih tinggi membuat dolar AS perkasa di tengah mata uang lainnya, termasuk rupiah. 

Hal ini bisa menjadi sentimen negatif bagi sejumlah emiten di bursa saham.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih dalam tren melemah. Rupiah di pasar spot terdepresiasi 0,34% ke Rp 15.634 per dolar AS, Rabu (10/4). 

Ini menjadi pelemahan terburuk sejak 29 Desember 2022. Rupiah pun menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia.

Baca Juga: Kurs Rupiah Tertekan, Ini Sektor Saham yang Terdampak

Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengatakan, spread premium antara suku bunga The Fed dan suku bunga Bank Indonesia menjadi nol jika The Fed menaikkan tingkat suku bunga. 

Akibatnya, daya tarik terhadap dollar AS jauh lebih besar. "Sehingga, muncul capital outflow yang ikut menekan rupiah," paparnya.

Sentimen ini membuat emiten saham yang kinerjanya bergantung terhadap transaksi impor bisa mengalami penurunan kinerja. 

Sebaliknya, emiten yang kinerjanya bergantung terhadap transaksi ekspor bisa diuntungkan.

Baca Juga: Ditopang Sentimen Positif, Simak Prospek Bisnis Indofood Sukses Makmur (INDF)

Lantaran fluktuasi nilai tukar yang masih tinggi, Nico menyarankan untuk menghindari saham-saham yang sensitif terhadap pergerakan kurs.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani menambahkan, sektor teknologi juga sebaiknya dihindari dahulu. 

Sebab, selain dibayangi suku bunga tinggi, emiten teknologi banyak yang masih merugi. 

Sedangkan Nico menilai sektor properti bakal terkena imbas. Maka, lebih baik pilih saham defensif seperti sektor barang konsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×