kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar saham optimistis, dolar kemungkinan akan memperpanjang pelemahan pekan ini


Senin, 09 November 2020 / 06:02 WIB
Pasar saham optimistis, dolar kemungkinan akan memperpanjang pelemahan pekan ini


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Pasar saham diperkirakan akan tetap menguat pada hari Senin dan dolar diperkirakan akan memperpanjang penurunannya setelah Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Para analis menilai hal ini akan menopang aset berisiko.

Sebenarnya, pasar saham telah memperhitungkan kemenangan Biden dan Senat AS yang dikendalikan oleh Republik pada penghitungan pemilu akhir pekan lalu.

"Kombinasi ini, tentu saja, kemungkinan berarti ambisi kepresidenan Biden akan dibatasi secara politis dengan sangat sedikit perubahan legislatif yang diberlakukan oleh Kongres," kata Tapas Strickland, direktur ekonomi dan pasar di National Australia Bank seperti dikutip Reuters.

"Namun demikian, itu juga berarti kemungkinan kecil perubahan regulasi, terutama ini bisa menguntungkan untuk sektor teknologi, dan kemungkinan kecil perubahan pajak yang bisa menjadi bullish untuk saham," imbuh Strickland.

Baca Juga: Joe Biden menang, investor dan eksekutif keuangan Wall Street antusias

Pasar saham melaju kencanga pada pekan lalu. S&P 500 naik 7,3%, mencatat kenaikan terbaik dalam minggu pemilihan sejak 1932. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 6,2% minggu lalu dan mencatat kinerja mingguan terbaiknya sejak awal Juni.

Analis memperingatkan, investor selanjutnya akan fokus pada kemampuan Biden untuk memperluas stimulus fiskal dan langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran COVID-19. AS mencatat rekor jumlah infeksi baru minggu lalu, dengan jumlah total kasus mendekati 10 juta.

Para analis menilai, rencana stimulus fiskal masih memungkinkan meskipun pemerintah terbagi. Kondisi ini pun bisa menyebabkan sulitnya mengucurkan paket stimulus yang lebih besar. Ini menempatkan sorotan pada Federal Reserve untuk berbuat lebih banyak dalam menopang ekonomi AS.

Akibatnya, dolar melemah dalam beberapa hari terakhir sementara proksi pertumbuhan seperti dolar Australia telah menguat karena kepresidenan Biden terlihat cenderung tidak konfrontatif dalam perdagangan.

Baca Juga: IHSG hari ini (9/11) diperkirakan menguat lagi, saham-saham ini bisa jadi pilihan

Dolar merosot 9,3% minggu lalu terhadap yen Jepang setelah melemah 10,4% minggu sebelumnya. Terakhir, kurs yen berada di 103.25 per dolar AS. Kurs Aussie naik 0,3%, setelah melonjak 3,3% minggu lalu.

Fokus investor juga akan tertuju pada sterling dan euro minggu ini dengan negosiasi perdagangan Inggris-UE menjelang pertemuan puncak UE pada 15 November.

Pada hari yang sama, kepala ekonom Bank of England akan memberikan pidato tentang dampak ekonomi dari virus corona dan implikasi jangka panjang untuk Inggris.

Euro, menguat 1,9% minggu lalu ke US$1.1887. Sedangkan poundsterling melemah tipis ke US$ 1,3146.

Baca Juga: Arus modal asing masuk Rp 3,81 triliun dalam pekan pertama November 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×