Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan reksadana exchange-traded fund (ETF) berpotensi tumbuh bila pemilu Amerika Serikat (AS) menyumbang sentimen positif ke pasar modal. Sementara, di 2021 dana kelolaan reksadana ini juga berpotensi tumbuh kembali seiring imbal hasil pasar saham diproyeksikan sebesar 15%-20%.
Hingga September, berdasarkan data Infovesta, dana kelolaan industri reksadana ETF menurun Rp 883 miliar secara bulanan menjadi Rp 1,33 triliun.
Susanto Chandra, Chief Investment Officer Kisi Asset Management mengatakan, penurunan dana kelolaan reksadana ETF terjadi karena investor cenderung menjauhi aset berisiko seperti aset saham jelang pemilu AS. Namun, setelah pemilu Susanto memproyeksikan dana kelolaan reksadana ETF akan kembali naik. "Tentunya apabila kebijakan presiden AS yang baru lebih supportif kepada pasar modal maka akan meningkatkan nilai pasar," kata Susanto (16/10).
Dana kelolaan reksadana ETF juga berpotensi tumbuh didukung oleh kinerja pasar saham di tahun depan yang diproyeksikan lebih baik dari tahun ini. Susanto memproyeksikan imbal hasil pasar saham berkisar 15%-20%% di 2021.
Baca Juga: IHSG ciamik, kinerja reksadana saham paling mantap di pekan lalu
Dengan strategi pengelolaan reksadana ETF yang didominasi menggunakan metode pasif maka prospek dana kelolaan reksadana ini juga akan ikut tumbuh seperti kinerja pasar saham. Faktor yang mendukung kinerja pasar saham di 2021 tumbuh adalah vaksin yang diharapkan akan ditemukan lebih awal dan sudah bisa didistribusikan lebih cepat.
Susanto menyarankan investor yang memiliki tujuan jangka panjang untuk tetap berinvestasi secara berkala agar dapat memperoleh imbal hasil yang optimal. Adapun investor jangka pendek yang sudah memiliki unrealized gain dapat merealisasikan sebagian posisinya untuk mengambil kesempatan saat volatilitas pasar jelang pemilu AS.
Susanto mengatakan dana kelolaan reksadana KISI IDX Value juga turun tetapi bukan berasal dari redemption melainkan karena penurunan kinerja dari indeks acuannya.
Baca Juga: IHSG turun makin dalam, HMSP dan GGRM jadi top losers LQ45
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News