Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021 capai 7,07% secara year on year (yoy). Realisasi ini di atas konsensus dengan bertumbuhan sebesar 6,57%.
Walau demikian, Infovesta Utama menilai, banyak investor yang menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi yang melejit ini merupakan pertumbuhan semu. Hal ini karena basis pertumbuhan ekonomi yang rendah di tahun sebelumnya, lantaran menjadi awal mula pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi juga berpotensi mengalami kenaikan yang lebih rendah pada kuartal III-2021 akibat diadakannya pembatasan lebih ketat melalui PPKM Darurat dan PPKM level 4 sebagai respon terhadap lonjakan kasus Covid-19.
Di satu sisi, rilis data PDB tersebut dinilai tetap memberikan sentimen positif terhadap pasar saham Indonesia yang tercermin dari kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2,20% di pekan lalu. Hal ini, berdampak positif terhadap kinerja reksadana saham naik 1,69% dan reksadana campuran sebesar 0,97%.
“Kinerja saham diyakini masih akan melanjutkan penguatan karena jumlah infeksi baru kasus harian Covid-19 mulai turun. Program vaksinasi yang masih gencar juga membuka peluang potensi pelonggaran PPKM ke depannya,” tulis Infovesta Utama dalam riset yang diterima Kontan.co.id, hari ini (9/8).
Baca Juga: IHSG moncer, reksadana saham catatkan kinerja paling apik sepekan kemarin
Ke depan, investor akan menantikan rilis kinerja emiten di kuartal II-2021 yang diharapkan membaik dari kuartal sebelumnya. Saat ini, sekitar 30% emiten yang listing di BEI telah mengumumkan kinerja keuangan untuk semester I 2021, di mana secara tahunan mayoritas perusahaan mencatatkan perbaikan kinerja dibandingkan tahun sebelumnya.
Oleh karena itu, Infovesta Utama meyakini reksadana berbasis saham masih berpeluang untuk mencatatkan kinerja positif di bulan Agustus sehingga investor dengan profil risiko moderat dan agresif dapat mempertimbangkan berinvestasi pada reksadana saham, reksadana campuran, maupun reksadana indeks.
“Investor juga perlu memperhatikan alokasi portofolio reksadana terkait pada sektor usaha yang masih berpotensi menguat seperti teknologi, infrastruktur (telekomunikasi), kesehatan, maupun perbankan terutama digital banking,” tutup Infovesta Utama
Selanjutnya: PP Presisi (PPRE) sudah serap capex Rp 151 miliar hingga Juli 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News