Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pasar saham dan obligasi Indonesia belum pulih, dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksadana dinilai masih bisa tumbuh hingga Rp 500 triliun di penghujung semester II-2018.
Sebagai informasi, berdasarkan data Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana turun 3,91% atau Rp 18,71 triliun menjadi Rp 460 triliun pada Juni lalu.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana berpendapat, untuk sementara ini pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana cenderung terbatas di tengah ketidakpastian pasar. Terlepas dari itu, ia memperkirakan, dana kelolaan industri reksadana dapat menembus level Rp 500 triliun pada kuartal IV-2018.
“Ada potensi pasar saham akan rebound pada kuartal IV. Kami harap itu bisa berpengaruh secara langsung terhadap dana kelolaan reksadana,” ujarnya, har ini (13/7).
Selain itu, pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana ke depannya juga akan ditopang oleh reksadana pasar uang. Pasalnya, reksadana tersebut kian menarik di mata investor mengingat kinerjanya diuntungkan oleh kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Wawan menganggap, penurunan dana kelolaan reksadana pasar uang sebesar Rp 10,37 triliun di bulan lalu lebih disebabkan faktor musiman. Faktor yang dimaksud adalah aktivitas redemption yang dilakukan oleh investor di tengah banyaknya kebutuhan pengeluaran di Juni.
Head of Investment Avrist Asset Management, Farash Farich sepakat, dana kelolaan industri reksadana masih berpotensi meningkat di sisa tahun ini.
Hanya saja, karena pasar finansial Indonesia masih sangat volatil, ada kemungkinan reksadana pendapatan tetap, terproteksi, dan pasar uang akan mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan yang paling tinggi dibandingkan reksadana lainnya. “Ketiga reksadana tersebut berpotensi mendapat tambahan dana dari investor yang profil risikonya rendah,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News