Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang direncanakan akan diselengagarakan siang ini (11/10), pelaku pasar obligasi terlihat melakukan aksi wait and see. Hal itu terlihat jelas dari transaksi yang belum terlalu ramai pagi ini.
Malah ada kecenderungan, harga Surat Utang Negara melanjutkan penurunannya. Misalnya saja SUN seri FR0058, tenor 20 tahun, yang harganya turun kembali ke posisi 117,5. Ini merupakan penurunan dihari keduanya dari posisi 108,00 per 9 September lalu.
Analis Divisi Treasury, Bank Negara Indonesia (BNI) Raditya Ariwibowo memperhatikan, penurunan paling banyak terjadi pada seri benchmark terbaru tenor 21 tahun, FR0065. Pada periode yang sama, seri tersebut melorot ke posisi 100,5 dari 101,15 yang merupakan posisi harga tertinggi di tahun 2012.
Saat ini, performa obligasi menanti pertemuan pejabat Bank Sentral dalam mengeluarkan kebijakan moneternya. "Beberapa kebijakan akan dicermati untuk nantinya akan berpengaruh ke pergerakan yield," jelas Raditya kepada KONTAN, KAmis (11/10).
Ditambah lagi, suasana global yang masih negatif mendorong investor merealisasikan keuntungan jangka pendek. "Belum ada capital outflow ke luar. Ini hanya aksi trader," jelas Raditya.
Secara umum, hari ini harga obligasi masih akan melemah. Jika BI rate tidak berubah, investor juga akan mencermati kebijakan lain seperti Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI).
"Semakin kecil spread FASBI dengan BI Rate, tentu akan menarik bank nasional untuk menyimpan rupiah miliknya di BI sehingga tidak ada ruang untuk mengkonversikannya ke dollar AS," kata Raditya.
Pada perdagangan pasar obligasi hari ini (11/10), harga FR 0058 diramal berada di posisi 116,75-117,75. Sedangkan seri FR0065 akan berada di kisaran 100,25-101,25.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News