Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang tradisi mudik Lebaran, mobil bekas biasanya alami peningkatan permintaan salah satunya karena lonjakan harga mobil baru sehingga sebagian masyarakat lebih memilih mobil bekas untuk keperluan mudik.
Pada tahun lalu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat selama sebulan Ramadan penjualan mobil menembus 115.000 unit atau melonjak 15%. Pada masa biasa, penjualan mobil rata-rata 90.000 unit. Lonjakan penjualan mobil Ramadan tahun 2023 lalu 5% lebih tinggi dibandingkan penjualan Ramadan tahun sebelumnya.
Melansir catatan Kontan sebelumnya, grup Astra melalui PT Astra Digital Mobil (ADMO) resmi memperkenalkan OLXmobbi, yang bergerak di bisnis layanan online dan offline jual beli mobil bekas. OLXmobbi lahir dari penggabungan tiga entitas bisnis mobil bekas yang dimiliki Astra, yaitu mobbi, OLX Autos dan mobil88 yang berada di bawah naungan ADMO.
Pendirian OLXmobbi merupakan strategi bisnis Grup Astra yang sudah merampungkan pembelian 100 persen saham PT Tokobagus Indonesia (OLX Indonesia) pada Agustus 2023, dengan rincian PT Astra Digital Mobil (99,98%) dan PT Astra Digital Internasional (0,02%).
Baca Juga: Catat! Ini Rekomendasi Saham Unggulan Analis dan Arah IHSG pada Kuartal II
Head of Corporate Investor Relation Astra International Tira Ardianti mengatakan, pihaknya berharap OLXmobbi bisa mendorong penjualan mobil bekas.
"Kalau yang di jaringan Olexmobi itu kan insya Allah sudah di-recondition, sudah dipilih juga kendaraannya sehingga masyarakat akan merasa lebih," kata Tira di acara Buka Puasa Bersama Astra, Jumat (22/3).
Kemudian PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) juga menyebut bahwa jelang musim Lebaran biasanya permintaan mobil bekas akan mengalami tren peningkatan melalui Caroline.id.
Lalu PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) optimistis penjualan mobil bekas akan meningkat jelang Lebaran melalui Auksi, sebuah portal lelang mobil bekas.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengatakan, prospek emiten emiten mobil bekas kami nilai akan kembali menguat jelang mudik lebaran 2024.
"Kami lihat angka pemudik di tahun ini akan meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya, di mana potensi jumlah pergerakan masyarakat pada mudik Lebaran 2024 bisa mencapai 71,7% dari jumlah penduduk Indonesia. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya angka ini meningkat 123,8 juta orang," kata Khaer kepada Kontan.co.id, Kamis (28/3).
Momentum mudik Lebaran memiliki pengaruh signifikan terhadap sektor saham transportasi termasuk juga dengan emiten jasa penyewaan kendaraan serta infrastruktur transportasi
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Adaro Energy (ADRO) yang Kinerjanya Diramal Turun Tahun Ini
Khaer bilang, segmen jasa penyewaan kendaraan dinilai merupakan salah satu sektor yang cukup menarik dikarenakan kebutuhan akan mode transportasi jelang libur panjang cenderung meningkat.
Ditambah lagi harga mobil baru masih tergolong cukup tinggi pada awal tahun ini. selai itu emiten infrastruktur jalan tol yang akan kecipratan berkah dari momentum ini.
Terkait dengan hal itu salah satu saham yang Khaer lihat memiliki prospek yang cukup cerah untuk memanfaatkan momentum ini adalah emiten MPMX, MPMX berpotensi mendorong penjualan anak usaha MPMX yaitu Balai Lelang Mobil Bekas AUKSI.
Secara teknikal Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji mengatakan, tingkat likuiditas pergerakan harga saham ASLC dan MPMX masih relatif minim.
"Relatif minim bagi sentimen, karena kan ini hanya consolidation saja. Terutama nih MPMX kan sempat terjadi bullish, tapi mulai terlihat adanya aksi profit taking. Jadi paling tidak MPMX ini harusnya akan menguji support di Rp 1.030," kata Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (29/3).
Untuk saham ASLC, Nafan melihat pergerakan sahamnya mengalami teknikal rebound, namun ia menilai saham ASLC bisa bergerak ke level Rp 145 per saham. Adapun, momen mudik ini dinilai memang menjadi sentimen positif yang signifikan membantu pergerakan harga sahamnya.
"Namun lebih baik lagi jika ASLC dan MPMX bisa meningkatkan kinerja sehingga bisa direlfeksikan dengan adanya peningkatan transaksi perdagangan sehingga bisa mendorong harga saham maupun volumenya," tuturnya.
Nafan merekomendasikan hold pada saham MPMX dengan target harga Rp 1.030 per saham dan hold pada saham ASLC dengan target harga Rp 145 per saham.
Sementara Khaer merekomendasikan buy on breakout pada saham MPMX dengan target harga Rp 1.130 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News