kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Menanti Keputusan The Fed, Bursa Asia Ditutup Bervariasi


Selasa, 14 Juni 2022 / 20:51 WIB
Pasar Menanti Keputusan The Fed, Bursa Asia Ditutup Bervariasi
ILUSTRASI. Bursa utama Asia ditutup bervariasi pada Selasa (14/6).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa utama Asia ditutup bervariasi pada Selasa (14/6). Indeks Nikkei 225 dan Strait Times melemah masing-masing 1,32% dan 0,97%. Sementara Shanghai Composite Index dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau masing-masing 1,02% dan 0,78%.

Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, pergerakan bursa Asia hari ini diwarnai ketakutan terhadap terjadinya resesi ekonomi, dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve bersiap menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Hal ini diyakini terjadi setelah data memperlihatkan inflasi di AS yang belum menunjukkan tanda-tanda melambat.

Investor saat ini menggeser perhatian mereka pada pertemuan kebijakan Federal Reserve hari Rabu (15/6) nanti, dengan fokus untuk mencari jalan tengah antara menjinakkan inflasi dan berusaha menopang pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: IHSG Menguat, Investor Bisa Pilih Saham Defensif untuk Esok

Keputusan menaikkan suku bunga acuan Federal Fund Rate (FFR) lebih dari 0,50% dapat memberi sinyal kebulatan tekad atau determinasi Federal Reserve dalam mengalahkan inflasi. Namun, sinyal ini juga merusak kredibilitas dari Federal Reserve itu sendiri karena telah memberikan sinyal yang membingungkan pasar.

Investor selama ini diberi arahan (guidance) bahwa suku bunga acuan akan dinaikkan 50 basis points (bps) dalam beberapa pertemuan kebijakan mendatang.

Spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan secara drastis telah memperkuat nilai tukar mata uang dolar AS  terhadap sejumlah mata uang utama lain di dunia. Misal, nilai tukar dolar AS terhadap yen Jepang (JPY) mencapai level terkuat dalam 24 tahun dan mencapai rekor tertinggi dalam sejarah terhadap mata uang rupee India.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak datar (flat) dan bertahan di atas US$120 per barel di tengah kekhawatiran mengenai resesi. Hal ini juga didorong potensi kebijakan lockdown Covid-19 baru di China yang dapat menekan permintaan meskipun pasokan minyak global masih ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×