Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah melemah karena kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga masih terbuka. Kini, pasar tengah menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) untuk melihat arah rupiah selanjutnya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, ekspektasi bahwa The Fed akan berubah menjadi lebih hawkish dan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 6%, telah menghilangkan optimisme pada aset-aset berisiko di awal tahun.
Mata uang, saham, dan obligasi negara berkembang telah menuju minggu terburuknya sejak setidaknya Oktober tahun lalu. Hal itu menyusul data ketenagakerjaan AS yang kuat telah memberikan implikasi bahwa The Fed belum mendekati akhir siklus pengetatannya.
"Ekspektasi stance moneter Fed yang lebih hawkish tersebut membatasi sentimen positif dari pembukaan kembali ekonomi Tiongkok," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).
Baca Juga: Rupiah Melemah 1,60% dalam Sepekan, Data Domestik Jadi Penopang
Josua bilang, para investor tengah mengamati data sentimen dan ekspektasi inflasi Michigan AS pada Jumat lalu. Selanjutnya, investor menunggu data inflasi Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dirilis pada Selasa (14/2).
Mengutip Tradingeconomics, indeks sentimen konsumen Michigan melonjak ke level tertinggi tiga belas bulan ke 66,4 pada Februari dari 64,9 pada Januari 2023. Ini menempatkan ekspektasi inflasi satu tahun Michigan di AS naik tipis menjadi 4,2% pada Februari 2023 dari 3,9% pada bulan sebelumnya.
Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong mencermati bahwa rupiah turut melemah oleh tekanan penguatan dolar AS yang meluas. Selain itu, imbal hasil obligasi AS juga terpantau naik.
Dia menilai sentimen eksternal masih akan mendominasi pergerakan rupiah selanjutnya. Investor nampaknya masih menghindari aset dan mata uang beresiko menjelang rilis data inflasi AS pada hari Selasa yang diperkirakan naik.
Adapun, Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.100 per dolar AS - Rp 15.250 per dolar AS di perdagangan Senin (11/2). Sedangkan, Josua memprediksi Rupiah akan berada di rentang Rp 15.100 per dolar AS - 15.200 per dolar AS.
Baca Juga: Simak Prediksi Rupiah Pekan Depan Setelah Tertekan di Pekan Ini
Pada penutupan perdagangan Jumat (10/2), rupiah pasar spot berada di level Rp 15.134 per dolar AS. Rupiah di pasar spot melemah 0,24% secara harian dan 1,60% secara mingguan.
Sementara, rupiah jisdor Bank Indonesia (BI) berada di level Rp 15.140 per dolar AS. Rupiah jisdor BI melemah 0,13% secara harian dan 1,62% secara mingguan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News