Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali positif dengan menguat 0,93% ke level 6.951,12 dalam sepekan terakhir.
Infovesta Utama dalam laporan mingguannya yang dirilis Senin (1/8) mengungkapkan, faktor utama penggerak IHSG adalah rilis laporan keuangan kuartal II-2022 emiten yang lebih baik dari perkiraan.
Selain itu, keputusan bank sentral The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin juga sesuai dengan ekspektasi pasar.
Akan tetapi, Infovesta Utama melihat kondisi pasar saat ini masih akan volatil, sejalan dengan kebijakan suku bunga tinggi. Bahkan, kekhawatiran investor berlanjut mengingat rilis produk domestik bruto (PDB) AS yang mengalami kontraksi 1,6% dan 0,9% pada kuartal I dan II tahun 2022.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.970,88 di Akhir Sesi Pertama, Sektor Transportasi & Logistik Melaju
“Meskipun Gubernur The Fed menyampaikan dalam pidatonya AS belum akan resesi dan hanya terjadi perlambatan ekonomi, pelaku pasar masih mengambil sikap wait and see terhadap perkembangan pasar global,” tulis Infovesta Utama dalam risetnya.
Lebih lanjut, sejalan dengan kinerja IHSG yang positif, pasar obligasi pun kembali menarik di mata investor. Dalam sepekan kemarin, SBN menarik di mata investor karena yield SBN kembali atraktif di sekitaran level 7.4%.
Kondisi ini didorong oleh kekhawatiran investor akibat kondisi global yang volatil, yaitu inflasi yang masih tinggi, pengetatan kebijakan moneter, dan invasi Rusia-Ukraina.
Infovesta Utama menyebut, meskipun kinerja pasar saham dan obligasi dalam sepekan terakhir positif, namun sejalan dengan situasi kondisi pasar saat ini yang fluktuatif, investor sebaiknya tetap waspada terhadap perkembangan kondisi global terkini.
Sementara bagi para investor reksadana, Infovesta Utama menyarankan reksadana berbasis indeks bisa jadi pilihan untuk reksadana saham sebagai langkah meminimalisir risiko, karena terdiri dari saham-saham pilihan.
Sedangkan untuk reksadana pendapatan tetap, investor dapat berinvestasi di reksadana berbasis SBN, karena yield yang masih atraktif.
Baca Juga: IHSG Menguat, Kinerja Reksadana Saham Moncer di Pekan Lalu
Lebih lanjut, investor disarankan tidak melakukan penempatan secara penuh dalam berinvestasi, namun masuk secara bertahap dan tetap memegang sebagian porsi cash. Ini karena kondisi pasar yang masih volatil dan kemungkinan pasar SBN kembali turun masih cukup terbuka.
“Kami menyarankan investor agar tetap waspada terhadap isu hawkish The Fed bulan depan serta arah ke BI bulan depan terhadap kenaikan suku bunga, yang akan mempengaruhi pergerakan pasar obligasi,” tutup Infovesta Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News