kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pasar Lukisan Kontemporer Bergairah lagi


Rabu, 14 Oktober 2009 / 07:27 WIB
Pasar Lukisan Kontemporer Bergairah lagi


Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Para kolektor dan investor kembali memburu lukisan aliran modern dan kontemporer Asia seiring membaiknya kondisi ekonomi dunia. Tengok saja, dua kegiatan lelang lukisan di Singapura mendulang hasil yang memuaskan.

Balai Lelang 33 (33 Auction) sebagai contoh, berhasil melepas 54 lukisan atau 80% dari total 68 lukisan, pada Jumat (9/10). Total nilai penjualannya mencapai S$ 4,4 juta atau Rp 29,77 miliar.

Balai Lelang Borobudur yang melelang 284 lukisan di Singapura pada Minggu (11/12) pun lumayan berhasil. Sebanyak 72,89% atau 207 lukisan laku terjual. Total nilai penjualan S$ 9,63 juta atau Rp 65,10 miliar.

Pada dua perhelatan itu, karya-karya Masriadi mencatatkan harga penjualan tertinggi, mengalahkan karya pelukis lain di Asia seperti dari China, India dan Filipina. Selain Masriadi, lukisan kontemporer karya Heri Dono dan Agus Suwage juga tercatat dalam daftar lelang itu.

Kebangkitan pasar lukisan Asia ini terbilang cepat. Padahal setahun lalu, pasar lukisan di kawasan ini sempat jatuh. Balai Lelang Borobudur ambil contoh. Pada tahun lalu, hasil lelang mereka merosot 39% di bawah perkiraan.

Tapi, setelah pasar saham naik 79% dalam tujuh bulan terakhir, kolektor kembali memburu lukisan kontemporer. "Pada Oktober tahun lalu kami merugi, tapi sekarang bisa meraih untung lagi. Kami telah meninggalkan lelang yang buruk menuju lelang yang fantastis," kata John Andreas, pendiri Balai Lelang Borobudur kepada Bloomberg, kemarin (13/10).

Andi Yustana, pemilik Andi's Gallery menambahkan, prospek lukisan kontemporer Indonesia masih menarik. Sebab, saat ini jarak harga antara lukisan kontemporer China dan Indonesia cukup jauh.

Harga lukisan asal China mencapai ratusan miliar rupiah. Karya pelukis kita paling mahal Rp 2 miliar-Rp 5 miliar. "Gap harga ini membuat lukisan Indonesia makin diminati dan harganya berpeluang terus naik," kata Andi.

Kurator independen asal Yogyakarta Kuss Indarto mengakui, karya para pelukis kontemporer Indonesia sudah lebih maju. Tapi, dia mengingatkan, pelukis Indonesia harus terus mengasah ide dan gagasannya.

Pelukis kita juga perlu membangun jaringan. Sebab, ukuran lukisan bukan hanya harga lelang. "Di sini, kualitas karya perlu dijaga dengan menggali ide-ide orisinal," ungkap Kuss.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×