kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,61%
  • IDX 6.787   -120,00   -1,74%
  • KOMPAS100 980   -16,66   -1,67%
  • LQ45 754   -11,11   -1,45%
  • ISSI 221   -4,23   -1,88%
  • IDX30 391   -6,58   -1,66%
  • IDXHIDIV20 457   -9,06   -1,95%
  • IDX80 110   -1,76   -1,57%
  • IDXV30 113   -1,97   -1,71%
  • IDXQ30 126   -2,46   -1,91%

Pasar Kripto Terguncang Usai Serangan AS ke Iran, Tapi Bitcoin Mulai Pulih


Senin, 23 Juni 2025 / 22:34 WIB
Pasar Kripto Terguncang Usai Serangan AS ke Iran, Tapi Bitcoin Mulai Pulih
ILUSTRASI. Bitcoin coins lying on a table. IMAGO/Andreas Franke


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto sempat mengalami tekanan tajam menyusul memanasnya tensi geopolitik global. Namun, Bitcoin dkk. berhasil menunjukkan pemulihan.

Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran mendorong volatilitas tinggi di berbagai instrumen investasi, termasuk aset digital seperti Bitcoin dan altcoin.

Harga Bitcoin sempat terkoreksi tajam hingga tembus ke bawah level US$ 100.000 pada akhir pekan lalu. Tekanan ini dipicu kekhawatiran pasar terhadap eskalasi konflik yang lebih luas, di tengah ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai, pasar memang cenderung mengantisipasi risiko meluasnya skala konflik di tengah tegangnya geopolitik kini. 

Keterlibatan AS ke tengah konflik Iran-Israel bisa-bisa turut menyeret Rusia dan Korea Utara, yang memiliki hubungan militer dengan Iran, ikut melancarkan serangan dan memicu perang. Dus, inflasi yang sudah mulai melandai dalam beberapa bulan terakhir terdorong naik.

Baca Juga: Bitcoin Tangguh di Tengah Gejolak Global, Sebaliknya Emas Tertekan

Belum lagi, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung turut menyerap anggaran militer AS. Meluasnya konflik Iran-Israel berpotensi makin meningkatkan pengeluaran pemerintah AS. 

“Di saat yang bersamaan, negosiasi dagang AS dengan China yang belum menemukan titik terang serta ancaman Trump untuk menaikkan tarif kepada negara-negara mitra dagangnya bulan depan semakin menimbulkan ketidakpastian bagi para investor terhadap outlook inflasi,” papar Fahmi dalam keterangannya, Senin (23/6). 

Namun hari ini, Bitcoin mulai menunjukkan pemulihan dan kembali diperdagangkan di kisaran US$ 100.500–US$ 101.400. Coinmarketcap, Senin (23/6) pukul 22.00 WIB menunjukkan Bitcoin berada di level harga US$ 101.715,26, naik 2,06% secara harian.

Pun, altcoin macam Ethereum, Ripple, dan Solana juga mulai pulih dari tekanan yang sempat terjadi selama akhir pekan. Harga Ethereum naik 3,54% secara harian ke level US$ 2.276,93, Ripple naik 3,54% secara harian ke level US$ 2,02, dan Solana naik 3,86% secara harian ke level US$ 134,89.

Baca Juga: Bitcoin Berbalik ke Level US$100.000, Ini Cara Investasi Aset Kripto untuk Pemula

Fahmi menjelaskan bahwa meski pergerakannya saat ini cenderung defensif, pasar kripto mulai menemukan kembali keseimbangannya. “Pasar kripto sangat sensitif terhadap perkembangan geopolitik, terutama jika berpotensi berdampak pada stabilitas ekonomi global. Namun kemampuan Bitcoin bertahan di level saat ini menunjukkan kekuatan pasar yang cukup solid,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa jika tidak terjadi lonjakan inflasi atau gangguan serius di pasar minyak, reli kripto masih berpotensi berlanjut. Apalagi, jika inflasi tetap terkendali dan The Fed memutuskan menurunkan suku bunga pada September mendatang. Itu bisa mendorong omentum positif di pasar kripto kian kuat. 

“Penurunan suku bunga lanjutan di November atau Desember bisa menjadi pemicu pertumbuhan altcoin yang selama ini masih tertinggal,” tambahnya.

Bagi investor pemula, strategi dollar cost averaging (DCA) bisa menjadi pilihan di tengah ketidakpastian saat ini. Sementara itu, investor berpengalaman bisa mengadopsi strategi rotasi aset untuk menangkap peluang dari pergerakan pasar yang dinamis.

“Dalam melakukan DCA, investor dapat mengoptimalkan fitur yang ada pada platform digital, seperti fitur Packs di Reku yang sudah dilengkapi sistem rebalancing otomatis untuk menyesuaikan alokasi portofolio sesuai kondisi pasar,” tutup Fahmi.

Baca Juga: Harga Bitcoin Sentuh Level Terendah Setelah AS Serang Fasilitas Nuklir Iran

Selanjutnya: Great Eastern Life Bayarkan Klaim Kesehatan Rp 99,27 Miliar pada Kuartal I 2025

Menarik Dibaca: 5 Efek Samping Bra yang Terlalu Longgar, Bikin Payudara Kendur!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×