Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir pekan keempat Agustus 2022, market aset kripto terus tertekan. Melansir CoinMarketCap pada hari Jumat (26/8) pada pukul 18.00 WIB, nilai Bitcoin bertengger di zona merah dengan harga US$ 21.407 atau turun 1,10% selama 24 jam terakhir dan melemah 1,07% dalam sepekan.
Altcoin lainnya, Ethereum (ETH) yang digadang-gadang akan memasuki fase bullish jelang The Merge, juga lengser 2,62% di harga US$ 1.649 selama 24 jam terakhir dan turun 4,54% dalam sepekan.
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan market kripto bergerak flat lantaran mengantisipasi simposium Federal Reserve Jackson Hole, Wyoming, AS, pada Jumat (26/8). Investor memilih wait and see terhadap kepastian arah kebijakan moneter AS ke depan ketimbang buru-buru bertransaksi di market kripto.
Baca Juga: Waspada! Kasus Peretasan Kata Sandi Masih Marak Terjadi
Investor tengah bersikap memasang kuda-kuda menanti hasil simposium ekonomi The Fed di Jackson Hole. Dalam perhelatan itu, Gubernur The Fed Jerome Powell, digadang akan menyampaikan arah kebijakan moneter terbaru AS demi meredam inflasi.
"Saat ini banyak spekulasi menawarkan beberapa petunjuk apakah The Fed lebih memilih kenaikan suku bunga 50 atau 75 basis poin, yang akan diumumkan di pertemuan FOMC pada 13 September mendatang," kata Afid dalam riset, Jumat (26/8).
Dari sisi sentimen makroekonomi lainnya memang saat ini belum mendukung market kripto. Meningkatnya inflasi di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa yang tinggi, tentu membuat komoditas berisiko seperti aset kripto ikut terdampak.
"Investor sedang memutar otak untuk mengamankan aset mereka dan memilih instrumen investasi yang dirasa lebih aman. Terlebih dalam beberapa hari terakhir ini indeks dolar AS menguat moderat," jelas Afid.
Baca Juga: Harga Bitcoin Naik 1,36% dalam Sehari, Menguji Support Baru!
Penurunan Aktivitas di Exchange Kripto
Glassnode dalam laporan on-chain terbaru yang berjudul A Bear Market Mirage menyebutkan total arus masuk (inflows) dan arus keluar (outflows) di semua exchange kripto turun ke posisi terendah sejak akhir 2020. Penurunan tersebut menunjukkan kurangnya minat investor secara umum terhadap market kripto.
Glassnode menyebutkan kondisi pasar kripto saat ini hampir sama dengan pada saat bear market tahun 2018. Namun, tahun ini pasar belum mencatat arus masuk yang signifikan untuk mendorong tren pemulihan yang berkelanjutan. Artinya market kripto untuk bull run sulit terjadi dalam jangka pendek hingga akhir tahun.
Kapitalisasi atau market cap kripto secara keseluruhan juga masih bertengger di atas US$ 1 triliun sejauh bulan Agustus ini. Secara umum, market cap kripto telah kehilangan nilai kapitalisasi sekitar US$ 1,2 triliun sejak Januari 2022.
Baca Juga: Perbedaan Investasi Bitcoin dan XRP, Mana yang Cocok untuk Anda?
Pergerakan nilai Bitcoin untuk level resistensi terdekat berada di harga US$ 22.370. Level support masih berada pada level US$ 20.701 dan jika tertembus penurunan selanjutnya bisa menargetkan ke harga US$ 19.005.
Sementara, untuk Ethereum level support terdekat masih berada di harga US$ 1.597 dan jika terus tertekan bisa terjadi penurunan lanjutan menuju US$ 1.356. Semua pergerakan masih menunggu konfirmasi dari sinyal The Fed dalam acara pertemuan Jackson Hole nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News