kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar kecewa, greenback tertekan


Senin, 13 Januari 2014 / 08:00 WIB
Pasar kecewa, greenback tertekan
ILUSTRASI. Non-biner. REUTERS/Tyrone Siu TPX IMAGES OF THE DAY


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Dina Farisah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Pemicunya, data tingkat tenaga kerja AS yang mengecewakan pasar.

Di pasar spot, Jumat (10/1),  pasangan mata uang EUR/USD naik 0,46% menjadi 1,3670 dari hari sebelumnya. Lalu, pasangan AUD/USD juga naik 1,07% ke level 0,8995. Sementara, pasangan USD/JPY melemah 0,91 menjadi 104,18.

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy menjelaskan, mata uang negeri Paman Sam ini tertekan setelah data nonfarm payrolls alias data tenaga kerja AS memburuk. Dollar AS melemah tajam terhadap yen, menuju level terlemah dalam tiga bulan terakhir.

Akhir pekan lalu, AS merilis jumlah tenaga kerja per Desember 2013 hanya naik 74.000, lebih rendah dari bulan sebelumnya, yakni 241.000 pekerja. Angka itu pun meleset dari ekspektasi pasar, 196.000 pekerja. Ini menimbulkan spekulasi, The Fed mungkin memperlambat penarikan stimulus moneter.

Nizar bilang, penguatan dollar AS pun sudah cukup tajam, sehingga perlu diwaspadai aksi profit taking. Meski demikian, dollar AS masih berpotensi bullish terhadap yen, sebab, Bank Sentra Jepang (BoJ) mengindikasikan bakal menambah stimulus untuk mengejar target inflasi sebesar 2%. Di sisi lain, kebijakan The Fed justru mengarah ke program pengurangan stimulus moneter.
 
Sementara, analis Millenium Penata Futures, Suluh A. Wicaksono menyebut, sejak Desember lalu, euro memang cenderung menguat terhadap greenback. Penguatan euro tertopang rilis data penjualan ritel bulanan di zona Eropa dan factory orders Jerman yang meningkat.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir melihat, dollar AS tertekan terhadap aussie dipicu data neraca perdagangan China per Desember 2013 yang surplus sebesar US$ 25,6 miliar. Data itu mengindikasikan adanya peningkatan impor ke China, yang berarti membaiknya outlook ekspor Australia.

Meskipun aussie menguat, namun potensi bearish membayangi. "Masih dibayangi keinginan Reserved Bank Australia (RBA) yang ingin melemahkan aussie," prediksi Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×