Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perbaikan ekonomi Negeri Tirai Bambu menjadi amunisi bagi pergerakan nikel.
Mengacu situs investing.com per Kamis (8/9) pukul 19.16 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melonjak 1,32% dibandingkan hari sebelumnya ke level US$ 10.357,5 per metrik ton. Sepekan, harga nikel telah membumbung 3,97%.
Andri Hardianto, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures memaparkan, ada beberapa faktor yang menyokong harga nikel.
Pertama, membaiknya perekonomian China yang ditandai dengan rilis data ekspor per Agustus 2016 yang turun 2,8% (YoY), lebih baik dari estimasi para analis yang minus 4% (YoY) serta pencapaian bulan sebelumnya yang minus 4,4% (YoY).
Adapula data impor China per Agustus 2016 yang tumbuh 1,5% (YoY), mengungguli prediksi analis yang dipatok minus 4,9% (YoY) serta posisi bulan sebelumnya yang koreksi 12,5% (YoY).
Kedua, pelemahan mata uang Negeri Paman Sam. Pada Kamis (8/9) pukul 16.49 WIB, indeks dollar Amerika Serikat (AS) tertekan 0,24% ketimbang hari sebelumnya menjadi 94,72. Ini diakibatkan mulai menipisnya peluang kenaikan suku bunga AS pada pertemuan September 2016.
Merosotnya kinerja dollar AS membawa angin segar bagi nikel karena diperdagangkan dalam mata uang yang kian murah.
"Dilaporkan juga stok nikel di LME sedikit turun yakni sebesar 144 metrik ton. Namun secara umum stok nikel masih relatif stabil," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News