Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham memperlihatkan kinerja rata-rata yang negatif sepanjang bulan Mei mengikuti gejolak yang terjadi di bursa saham Indonesia pada periode yang sama.
Mengutip data Infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana saham yang tercermin dari Infovesta Equity Fund Index terkoreksi 3,31% (mom) pada bulan lalu. Begitu pula jika dihitung secara tahunan, kinerja rata-rata reksadana saham masih negatif di level -3,47% (ytd).
Managing Director, Head Sales & Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim menyebut, penurunan kinerja rata-rata reksadana saham sejalan dengan koreksi di bursa saham Indonesia yang cukup dalam pada Mei silam. Kala itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 3,81% (mom).
Memang, beberapa hari jelang libur lebaran, pasar saham sempat menunjukkan sinyal perbaikan. Namun, hal tersebut belum cukup untuk mendongkrak kinerja reksadana saham.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, saham-saham yang dikoleksi oleh manajer investasi pada umumnya tidak terlalu terdiversifikasi. Hasilnya, sebagian besar produk reksadana saham kesulitan mengejar IHSG yang sebenarnya sudah mulai pulih kinerjanya di akhir bulan lalu.
“Beberapa saham yang dipilih oleh manajer investasi belum mampu rebound sehingga berdampak negatif bagi kinerja reksadana saham,” terang dia, Senin (10/6).
Asal tahu saja, berdasarkan data Infovesta Utama, dari total 278 produk reksadana saham yang beredar, hanya 30 produk saja yang mencetak kinerja positif sepanjang bulan kemarin.
Terlepas dari itu, Wawan menilai, kinerja reksadana saham masih berpeluang bangkit mengingat periode pemilu telah usai. Kali ini, fokus para pelaku pasar akan tertuju pada kebijakan-kebijakan pemerintah Jokowi di periode kedua.
“IHSG dapat menguat berkat dorongan saham-saham yang diuntungkan oleh kebijakan pemerintahan terpilih nanti,” paparnya.
Dari situ, ia memperkirakan kinerja rata-rata reksadana saham bisa tumbuh minimal 9%--10% sampai akhir tahun nanti.
Senada, Markam juga menganggap reksadana saham masih berada dalam tren yang positif dalam jangka panjang. Hal ini dengan catatan IHSG bisa tumbuh di rentang 6.900—7.000 pada akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News