Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana terpangkas. Sejalan dengan kinerja pasar modal yang melemah sepanjang tahun ini. Bahkan Infovesta Utama memperkirakan penurunan dana kelolaan bisa 1%-2% di bulan ini.
Data Infovesta Utama memaparkan, dana kelolaan reksadana hingga Februari 2020 telah turun Rp 13,3 triliun atau sekitar 2,3% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp 513,26 triliun.
Baca Juga: Duh, dana kelolaan reksadana melorot Rp 13 triliun di Februari gara-gara corona
Menghadapi kondisi seperti ini, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyarankan, investor untuk tetap melakukan diversifikasi portofolio aset. Pasalnya dengan tren bunga yang juga menurun maka potensi penurunan kinerja reksadana pendapatan tetap yang selama ini menjadi andalan untuk menangkal penurunan aset berpotensi ikut terseret.
"Potensi penurunan bisa 1%-2% lagi, dimana tekanan lebih banyak terjadi bila asing keluar dari SUN," ungkapnya
Untuk itu, alokasi aset yang disarankan saat ini di reksadana yakni, 50% di reksadana obligasi, sedangkan penempatan 30% di pasar uang dan sisanya sekitar 20% bisa ditempatkan di saham.
Baca Juga: Jaga obligasi tetap menarik, BI tak perlu pangkas suku bunga
Porsi saham sangat sedikit lantaran prospek harga saham yang masih akan turun. Infovesta Utama bahkan berencana merevisi target ekonomi tahun ini. Beberapa data tersebut seperti target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2020, target AUM hingga yield obligasi dan rentang nilai tukar rupiah juga akan dipangkas oleh Infovesta. "Revisi target kami masih menunggu data makro ekonomi kuartal I-2020," ujar Wawan.
Wawan bahkan memasang target IHSG di level pesimis atau hanya tumbuh 1% di 6.300, Namun, prediksi tersebut masih mengacu pada data ekonomi makro tahun lalu sebelum ekonomi ditimpa sentimen korona. Dimana pertumbuhan ekonomi diperkirakan di 5% pada tahun ini. Dan berpotensi cenderung negatif terdampak virus korona.
Potensi pergerakan rupiah pun diperkirakan masih bergerak di atas Rp 14.000 per dollar AS pada tahun ini. Lebih tepatnya berada di rentang Rp 14.200 hingga Rp 14.500 per dollar AS. "Untuk yield obligasi masih dalam range 7% hingga 8% secara rata-rata, karena lebih ke sentimen suku bunga," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News