Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Rencana penerbitan saham baru distributor produk teknologi informasi PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dipastikan batal. Memburuknya kondisi perekonomian global membuat rencana rights issue tersebut ditunda hingga tahun depan. Semula, MTDL berniat menerbitkan 1,35 miliar saham baru melalui mekanisme penawaran umum terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), tahun ini.
Namun, karena situasi pasar tengah suram seperti saat ini, perseroan menganggap kondisi tersebut bisa memengaruhi nilai efek yang akan dilepas dan mempengaruhi keputusan investasi para pemodal.
Pertimbangan lain yang juga penting adalah terkait tajamnya volatilitas nilai tukar rupiah. Harga dollar Amerika Serikat (AS) dalam rupiah bergejolak tajam dalam beberapa pekan terakhir menambah alasan lain bagi MTDL untuk membatalkan aksi korporasi tersebut. Seperti diketahui, harga dollar AS sempat melesat hingga hingga menyentuh Rp 9.618 pada 30 Mei 2012.
Randy Kartadinata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Metrodata Electronics Tbk, mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk menunda right issue pada tahun depan. "Kami akan melihat bagaimana kinerja perusahaan tahun ini serta kondisi perekonomian di tahun depan," ujar Randy, Senin (11/6).
Semula, perusahaan berencana menerbitkan 1,35 miliar lembar saham baru atau setara dengan 37,5% dari total modal disetor ke pasar. Harga per lembar saham dipatok Rp 115. HMETD akan dilakukan dengan rasio 5:3 dimana setiap pemegang saham yang memiliki lima saham mempunyai tiga HMETD.
Melalui penerbitan saham baru, Metrodata menargetkan dana sebesar Rp 154, 97 miliar. Rencananya, perusahaan akan menggunakan sebagian besar dana untuk menyuntikkan modal baru kepada dua anak usaha perseroan yakni PT Mitra Integrasi Informatika dan PT Synnex Metrodata Indonesia.
Dana hasil right issue sebesar Rp 40 miliar akan digunakan untuk menambah modal disetor di PT Synnex Metrodata Indonesia. Adapun PT Mitra Integrasi Informatika (MII) sejumlah Rp 110 miliar yang selanjutnya akan digunakan untuk pembelian produk dan jasa dari pemasok.
Sebagai tambahan informasi, PT Mitra Integrasi Informatika merupakan anak usaha perseroan yang bergerak di bidang penyediaan jasa konsultasi dan integrasi teknologi informasi. Adapun Synnex Metrodata Indonesia merupakan distibutor produk teknologi informasi. Bertindak sebagai pembeli siaga untuk rights issue tersebut yakni PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News