Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Penerbitan surat utang korporasi pada semester pertama tahun ini terbilang ramai. Namun, akan terjadi penurunan nilai emisi pada semester kedua ini.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, pada semester I-2015, jumlah penerbitan surat utang korporasi anyar senilai Rp 38,27 triliun. Jumlah tersebut dari 61 emisi obligasi yang diterbitkan 23 korporasi. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tercatat paling banyak merilis obligasi, yakni Rp 7 triliun.
Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia Anup Kumar bilang, nilai penerbitan semester I-2015 sudah lebih dari setengah realisasi penerbitan tahun lalu, yaitu Rp 49 triliun. Ia menduga, sejumlah emiten mempercepat penerbitan obligasi yang semula dijadwalkan pada semester II.
Ada tiga faktor pemicu perusahaan mempercepat aksi koporasi ini. Pertama, yield Surat Utang Negara (SUN) pada awal tahun sedang di level rendah. Jadi, korporasi bisa menawarkan tingkat kupon rendah.
Kedua, kebutuhan perusahaan untuk refinancing alias membayar utang jatuh tempo. Ketiga, perusahaan menghindari risiko kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Teh Fed) pada semester II. Maklum, kenaikan suku bunga itu bakal mengerek yield SUN domestik.
Itu sebabnya Kumar menduga, pada semester kedua ini, emiten tidak akan seagresif semester pertama. Menurutnya, realisasi penerbitan surat utang korporasi pada paruh kedua hanya sekitar Rp 10 triliun-Rp 15 triliun. "Penerbitan masih didominasi sektor keuangan," ujarnya.
Adapun, realisasi penerbitan obligasi korporasi sepanjang tahun ini diprediksi, maksimal 10% lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu. Artinya, total emisi tahun ini akan berkisar Rp 53 triliun hingga Rp 54 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News