Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penerbitan obligasi korporasi nampaknya masih ramai. Setidaknya, sekitar Rp 15 triliun obligasi siap terbit di semester II. Nilai tersebut merupakan mandat pemeringkatan surat utang yang diterima PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Direktur Pemeringkatan Pefindo Vonny Widjaja mengatakan, mayoritas penerbitan atau sekitar 50% merupakan sektor perbankan. Kemudian, sekitar 30% diterbitkan perusahaan sektor pembiayaan, sekitar 10% sektor properti dan sisanya merupakan sektor lain.
"Kami memperkirakan penerbitan obligasi korporasi di semester II masih cukup besar. Namun, tergantung keadaan ekonomi termasuk suku bunga," ujar Vonny.
Hingga kini, Pefindo telah menerima mandat penerbitan surat utang sekitar Rp 47,5 triliun. Dari total tersebut, sekitar Rp 32,5 triliun terbit di semester I.
Analis Fixed Income BNI Securities I Made Adi Saputra memperkirakan, penerbitan obligasi semester II bisa sekitar Rp 20 triliun-Rp 30 triliun. "Sehingga total penerbitan sepanjang tahun ini Rp 47 triliun-Rp 57 triliun," tutur Made.
Asumsi tersebut lebih kecil dibandingkan penerbitan semester I. Sepanjang tahun ini saja total obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 27 emisi dari 24 emiten senilai Rp 35,87 triliun.
Kupon naik
Tawaran obligasi semester II cukup menggiurkan bagi investor. Kupon obligasi diperkirakan lebih tinggi dibanding penerbitan semester I. Made mengatakan, kenaikan kupon bisa berkisar 10 basis poin hingga 35 basis poin dibandingkan tawaran kupon di semester I Yield surat utang negara (SUN) yang masih tinggi menjadi salah satu faktor penopang kenaikan kupon obligasi korporasi.
"Apabila yield SUN tidak turun drastis, maka akan menjadi pertimbangan bagi emiten untuk menerbitkan obligasi korporasi," ujar Made. Analis Samuel Sekuritas Maximilianus Nico Demus menambahkan investor bisa mengambil obligasi korporasi sebagai backbond dalam portfolio.
"Emiten yang terpaksa harus mengeluarkan obligasi akan memperpanjang durasi maturity dengan kompensasi kupon yang lebih tinggi bagi investor," kata Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News