Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang public exposes Jumat (14/6), PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) belum memaparkan lebih detail seputar strategi khusus yang akan dilancarkan tahun ini.
"Strategi kami masih konvensional, belum ada yang spesial. Kami masih terus berusaha menambah client desk dan mengejar proyek tahun ini," tutur Vincentius Susanto selaku Sekretaris dan Direktur PBSA kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).
Pihaknya melanjutkan, secara keseluruhan PBSA mencetak kinerja yang cukup baik pada kuartal I 2019.
Menilik laporan keuangan kuartal I 2019 PBSA, pendapatan dan penjualan perseroan meningkat 43,75% di angka Rp 98,92 miliar dari Rp 68,81 miliar pada periode yang sama tahun 2018.
Sementara laba bruto terkerek 52,06% senilai Rp 20,21 miliar dari Rp 13,29 miliar. Namun begitu, laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ikut melesu cukup signifikan sebesar 77,90% di angka Rp 5,09 miliar dari angka Rp 23,04 miliar.
Tahun ini, emiten konstruksi jasa yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2016 ini, menargetkan pendapatan sebesar Rp 252 miliar.
"Tahun 2018 tidak bisa dikatakan buruk, namun memang ada fluktuasi bisnis karena adanya penundaan proyek, sebagai salah satu contoh. Sebagaimana bisnis, ada kendala seperti itu, namun kami optimistis tahun ini," lanjut Vincentius.
Vincentius menjabarkan pihaknya saat ini sedang berkongsi dengan Smartfren, Sinarmas, Sari Roti, PT Indah Kiat, dan EcoOils.
"Saat ini yang bisa disampaikan, kami mendirikan perusahaan baja bernama PT Paramita Andalan Struktur dan membangun kantor di Malaysia dengan nama Paramita Bangun Sarana Sdn. Bhd. Itu yang terealisasi sampai saat ini," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News