kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Panin Asset incar SUN bertenor menengah-panjang


Jumat, 26 Februari 2016 / 18:49 WIB
Panin Asset incar SUN bertenor menengah-panjang


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunganya (BI rate) sebesar 25 bps menjadi 7%. Kebijakan BI ini diproyeksi sebagian kalangan bakal mengerek harga obligasi.

Menurut Rudiyanto, Head of Operation dan Business Development Panin Asset Management (PAM), penurunan suku bunga BI bakal menyokong kenaikan harga obligasi.

Karena itu, manajer investasi memanfaatkan momentum tersebut dengan memarkirkan dana pada surat utang negara (SUN) bertenor menengah hingga panjang. Alasannya, SUN bertempo lama bakal terkerek lebih tinggi apabila pasar obligasi bullish (naik).

Untuk reksadana pendapatan yang bersifat agresif, Rudiyanto memaparkan, Panin Asset akan mengalokasikan porsi SUN menengah-panjang lebih dari 50%.

Sedangkan untuk reksadana pendapatan tetap yang bersifat konservatif, PAM berencana mengendapkan dana lebih dari 50% pada SUN bertenor pendek–menengah. 

Pergerakan SUN bertempo pendek umumnya kurang volatil sehingga sesuai bagi investor yang berprofil risiko konservatif.

“Kami lebih pilih investasi di SUN . Kalau obligasi korporasi harganya kurang aktif sehingga manfaat kenaikan harga dari penurunan BI rate tidak terlalu terasa,” jelasnya.

Untuk reksadana campuran, lanjut Rudiyanto, perusahaan memiliki strategi alokasi portofolio tertentu untuk masing-masing produk. Semisal porsi obligasi Panin Dana Prioritas setiap saat dipertahankan pada kisaran 70%.

Dalam menilik efek saham, menurut Rudiyanto, PAM senantiasa mencermati fundamental, prospek, serta valuasi setiap perusahaan.

“Saat ini sektor perbankan masih menjadi dominan karena fundamentalnya bagus,” tuturnya. 

Penurunan suku bunga BI dan terjaganya tingkat inflasi juga menambah daya tarik industri perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×