kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi bikin kinerja SSIA merosot, ini alasan analis masih sarankan beli


Selasa, 02 Juni 2020 / 16:43 WIB
Pandemi bikin kinerja SSIA merosot, ini alasan analis masih sarankan beli
ILUSTRASI. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang menargetkan menggarap kontrak hingga Rp 6,8 triliun sepanjang tahun ini. Menurut Erlin Budiman, Kepala Hubungan Investor Surya Semesta Internusa, rincian kontrak terdiri dari Rp 3,5 triliun lungsuran kontrak tahu


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona membuat bisnis konstruksi dan penjualan tanah industri milik PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menurun. Hingga kuartal 1 tahun 2020, Surya Semesta Internusa melaporkan rugi bersih sebesar Rp 17 miliar. Rugi bersih tersebut lebih tinggi dari rugi kuartal 1 tahun 2019 sebesar Rp 11 miliar. 

Sejatinya, pendapatan SSIA kuartal 1 tahun 2020 masih tumbuh 7,1% secara year on year (yoy) menjadi Rp 882 miliar. Tapi margin laba kotor menurun dari 23% menjadi 20,4% di tahun kuartal 1-2020. Sementara margin laba operasional SSIA turun dari 4,4% menjadi 3,5% secara tahunan. 

Penurunan tersebut disebabkan pendapatan kawasan industri yang menurun tajam. SSIA terbantu karena pendapatan dari segmen jasa konstruksi yang naik dua digit 11,8% secara tahunan menjadi Rp 652 miliar. Pendapatan segmen jasa konstruksi SSIA menyumbang 74% dari total pendapatan di kuartal 1 tahun 2020. Tapi Yasmin Soulisa Analis Ciptadana Sekuritas dalam riset 8 Mei 2020 menilai, pendapatan kontrak baru SSIA bakal melunak karena pandemi Covid 19. 

Baca Juga: Surya Semesta Internusa (SSIA) mendapatkan penurunan suku bunga pinjaman

"Meski melunak, kami percaya layanan konstruksi tetap menarik karena menawarkan margin yang stabil," kata Yasmin. 

Sementara itu, Yasmin menjelaskan, pendapatan berulang terdiri dari hotel, sewa dan layanan utilitas menurun 9,3% secara tahunan menjadi Rp 217 miliar. Sisanya pendapatan SSIA disumbang dari penjualan lahan industri sebesar Rp 13 miliar. Meski kinerja menurun, Yasmin yakin prospek SSIA masih menarik karena memiliki kota industri Subang yang menjanjikan dan bisa memberikan lebih banyak kontribusi di masa depan. 

Tapi dalam dua tahun ini, kinerja SSIA berpotensi menurun dari proyeksi yang dibuat Yasmin sebelumnya.  

Pendapatan SSIA dipangkas 12,5% menjadi Rp 3,82 triliun di tahun 2020 dari prediksi awal di Rp 4,36 triliun. Begitu juga proyeksi pendapatan di tahun 2021 diturunkan 12,7% menjadi Rp 4,08 triliun dari proyeksi awal di Rp 4,68 triliun. 

Tak hanya itu, laba bersih SSIA juga dipangkas 11,7% di tahun 2020 menjadi Rp 41 miliar dari Rp 46 miliar. Sementara itu, pada tahun 2021 laba bersih SSIA diperkirakan hanya sebesar Rp 81 miliar atau telah diturunkan 10,2% dari proyeksi sebelumnya sebesar Rp 90 miliar. 

Baca Juga: Nilai Kontrak Anak Usaha Turun, Pendapatan Surya Semesta (SSIA) Bisa Susut 13%

Meski demikian, Yasmin masih menyarankan beli saham SSIA dengan target harga Rp 400 per saham. Target harga ini juga telah diturunkan dari semula Rp 920 per saham. Hingga Selasa (2/6), saham SSIA ditutup di harga Rp 320 per saham atau naik 2,56%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×