kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pan Brothers (PBRX) menaikkan produksi lewat otomatisasi


Minggu, 31 Maret 2019 / 16:35 WIB
Pan Brothers (PBRX) menaikkan produksi lewat otomatisasi


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen garmen dan tekstil, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) terus mengupayakan penambahan produksi pabrikan. Namun demikian manajemen mengutarakan bahwa cara yang dipakai tidak dengan penambahan pabrik dan orang.

PBRX ingin menaikkan otomatisasi produksi dengan menggenjot sumber daya manusianya lewat peningkatan skill dan efisiensi cara kerja yang lebih modern dan terdigitalisasi. "Jadi tidak tambah pabrik dan orang, namun yang di-upgrade ialah sistem produksinya sendiri," sebut Iswar Deni, Sekretaris Perusahaan PBRX kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3).

Dari 23 pabrik perusahaan yang aktif, diketahui jumlah pekerja PBRX mencapai 37.000 orang yang sebagian besar terkonsentrasi di Jawa Tengah. Adapun kapasitas produksi Pan Brothers di tahun lalu masih berkisar 90 juta pieces (potong) pakaian per tahun.

Di tahun 2019 ini kata Iswar, kapasitas produksi tersebut telah dinaikkan menjadi 100 juta pieces pakaian per tahun. Setidaknya sebanyak US$ 12 juta digunakan untuk meningkatkan kapasitas tersebut dengan upgrade sistem produksi yang terdiri oleh banyak tenaga kerja.

Jumlah dana upgrading tersebut sebagian besar dari dana ekspansi PBRX di tahun ini yang dianggarkan US$ 17 juta. Adapun sisanya US$ 5 juta berasal dari dana untuk melanjutkan ekspansi greenfield PBRX di Tasikmalaya, Jawa Barat yang akan menambah kapasitas pada semester kedua tahun ini.

Penambahan kapasitas greenfield di Tasikmalaya setara dengan 6 juta pieces polo shirt per tahun. Artinya sampai akhir tahun 2019 ini diperkirakan kapasitas produksi PBRX bakal mencapai 106 juta pieces pakaian per tahun.

Sementara itu wacana perundingan perjanjian dagang Ekonomi Komprehensif Indonesia dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA/IE-CEPA) dinilai bakal melebarkan porsi ekspor garmen Indonesia ke Eropa. PBRX tak menampik ada kemungkinan untuk bertumbuh di segmen pasar ekspor tersebut.

Setelah perundingan selesai, manajemen PBRX berharap ada kenaikan penjualan di segmen Eropa. "Pasti akan naik, mungkin bisa 20%-an," sebut Iswar.

Sebagai informasi, sepanjang kuartal III-2018 lalu porsi penjualan 13,4% dari total pendapatan atau sekitar US$ 60 juta. Jumlah tersebut naik 7,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 56 juta.

Mengenai pembatasan lalu lintas saat lebaran, PBRX merasa tak terlalu khawatir karena dapat mengantisipasinya dengan pengiriman yang dipercepat. Apalagi kata Iswar, dominasi penjualan emiten garmen ini adalah pasar ekspor. Porsi ekspor terhadap pendapatan PBRX semester pertama mencapai 92% atau senilai US$ 414 juta.

Di 2019 ini PBRX membidik target pertumbuhan bisnis kisaran 15%-20%. Penjualan bersih PBRX hingga akhir kuartal ketiga tahun lalu mencapai US$ 447 juta atau tumbuh 10,5% year on year (yoy). PBRX menyebut, sampai akhir tahun 2018 proyeksi pendapatan mencapai lebih dari US$ 600 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×