Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Provident Agro Tbk (PALM) telah mengeksekusi aksi penambahan modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) atau private placement. Aksi ini dilakukan PALM dalam rangka mengonversi utangnya menjadi saham. Deira Cayman Limited sebagai kreditur pun menyerap private placement PALM.
PALM menerbitkan 79,56 juta saham baru melalui aksi private placement tersebut. Harga sahamnya pun dibanderol Rp 420. Ini berarti, PALM mengonversi utangnya sejumlah Rp 33,41 miliar.
Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan PALM Devin Antonio Ridwan mengatakan bahwa tanggal pelaksanaan transaksi ini adalah 30 Juni. Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh PALM pun meningkat dari 703,99 miliar menjadi 711,95 miliar.
Dengan aksi ini, Deira Cayman resmi mengempit 1,12% kepemilikan di PALM. Sedangkan, kepemilikan pemegang saham sebelumnya yakni PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital masing-masing tergerus dari 44,66% menjadi 44,16%. Saham masyarakat pun sedikit berkurang dari 10,68% menjadi 10,56%
Ini dalam rangka konversi pinjaman anak usaha PALM terhadap Deira. PALM tercatat memiliki pinjaman terhadap Deira Equity (S) Pte Ltd sebesar US$ 3,6 juta. Ini terbagi atas US$ 2,4 juta yang jatuh tempo 30 September 2014 dan US$ 1,2 juta yang jatuh tempo di Juni 2015. Untuk pinjaman senilai US$ 1,2 juta, Deira memiliki hak mengonversi seluruh kewajiban terutang dengan saham baru yang akan diterbitkan oleh perseroan.
Pada kuartal pertama 2014, liabilitas PALM tercatat Rp 2,33 triliun. Sedangkan ekuitas cuma Rp 1,62 triliun. Rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity Ratio (DER) emiten ini pun berada di posisi 1,43 kali.
Pendapatan yang PALM bukukan naik 60,19% dari Rp 152,56 miliar menjadi Rp 244,4 miliar. Lalu laba yang dikantongi yakni Rp 85,24 miliar. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, PALM merugi Rp 26,35 miliar.
Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menyebut konversi saham menjadi utang ini bertujuan supaya PALM dapat mengirit uang kas. Adapun jika sudah mendekati jatuh tempo, emiten hanya memiliki pilihan untuk membayar dengan uang kas atau saham.
"Mau tidak mau harus langsung dilaksanakan," ujar Kiswoyo.
Kiswoyo menilai bahwa secara sektoral, Crude Palm Oil (CPO) cenderung akan membaik di tahun ini. Pasalnya, stok kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia sudah mulai berkurang. Ia memperkirakan, harga CPO bisa melebihi RM 2.500 per ton. Sedangkan bila terjadi bencana El Nino, harga CPO malah bisa mencapai RM 2.700 per ton.
Saham PALM tutup di harga Rp 490, tak bergeming dibanding hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News