Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Logam mulia berhasil mencatatkan kinerja yang mengkilap sepanjang kuartal I-2022. Paladium jadi logam mulia yang paling apik kinerjanya setelah berhasil menguat hingga 17,92% pada periode tersebut. Kemudian disusul oleh perak yang tercatat harganya naik sebesar 7,49%.
Lalu, emas berhasil mengalami kenaikan harga hingga 5,90% pada tiga bulan pertama di tahun ini. Terakhir, terdapat platinum yang harganya mengalami kenaikan sebesar 3,02%.
Founder TraderIndo Wahyu Laksono menjelaskan, apiknya kinerja paladium tidak terlepas dari adanya konflik Rusia-Ukraina. Hal ini dikarenakan Rusia merupakan eksportir terbesar paladium, sehingga berbagai sanksi ekonomi yang diterima Rusia telah mengganggu suplai paladium dari Rusia.
“Di saat bersamaan, permintaan terhadap paladium terus meningkat seiring pemulihan ekonomi telah menggenjot kembali produksi mobil listrik. Paladium sendiri merupakan salah satu bahan baku penting untuk pembuatan mobil listrik,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/4).
Baca Juga: Paladium Jadi Logam Mulia Berkinerja Terbaik Sepanjang kuartal I-2022
Selain itu, terlepas dari faktor konflik Rusia, Wahyu menyebut permasalahan terganggunya rantai pasokan global juga menjadi penyebab tidak seimbangnya pasokan dan permintaan paladium. Apalagi, dengan tingginya angka inflasi telah memicu kenaikan harga pada sektor logistik, transportasi, hingga biaya produksi lainnya.
Jadi secara fundamental, ia melihat harga paladium memang sejatinya berada dalam tren kenaikan, terlepas dari adanya konflik Rusia. Oleh karena itu, Wahyu melihat ke depannya paladium masih punya potensi untuk terus melanjutkan kenaikan harga. Terlebih lagi dengan semakin masifnya industri mobil listrik di masa yang akan datang.
“Ke depannya, permintaan terhadap paladium sebagai perhiasan juga terus akan meningkat. Ditambah lagi, para peneliti juga menemukan bahwa paladium punya banyak kegunaan dalam penerapan biomedical,” imbuh Wahyu.
Sementara untuk logam mulia lain, Wahyu melihat konflik Rusia masih akan jadi peranan penting karena berpotensi membuat emas sebagai safe haven dan bisa mengangkat harganya. Selain itu, sikap para bank sentral mengenai kenaikan suku bunga acuan di tengah tingginya inflasi juga bisa memengaruhi harga emas dan perak.
Sedangkan platinum dinilai akan jadi yang paling buruk karena merupakan logam industri, dan digunakan untuk industri otomotif. Di saat yang bersamaan, kini industri otomotif justru lebih memilih paladium sebagai bahan baku, apalagi dengan semakin prospektifnya bisnis kendaraan listrik.
“Untuk paladium dan emas, investor bisa melakukan buy karena secara jangka panjang bisa menembus all time high dengan fundamental yang kuat. Sedangkan, untuk perak dan platinum bisa buy on weakness karena harganya akan cenderung konsolidasi,” tutup Wahyu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News