Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak negatif pandemi corona pada pasar finansial berpotensi menahan minat investor untuk masuk ke lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (21/4). Namun, Bank Indonesia yang kini diperbolehkan membeli obliasi pemerintah di pasar primer diharapkan bisa mendongkrak hasil lelang SBSN.
Pekan depan pemerintah kembali akan melelang enam seri SBSN, yaitu SPN-S 08102020, SPN-S 08012021, PBS-002, PBS-026, PBS-004, dan PBS-005. Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 7 triliun.
Di tengah pasar finansial yang masih tertekan pandemi corona, Jumat (17/4), sentimen negatif kembali datang dari lembaga pemeringkat S&P Global Ratings yang merevisi outlook menjadi negatif dari stabil. Sementara, peringkat surat utang RI masih tetap dengan rating BBB.
Baca Juga: Tahan peringkat utang, S&P pangkas outlook Indonesia dari stabil ke negatif
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sentimen negatif terssebut berpotensi meningkatkan bid yield pelaku pasar. Namun, meski sentimen negatif masih bertubi datang, Josua optimistis minat pada lelang SBSN masih terjaga karena BI kini sudah boleh masuk ke pasar primer antara lain melalui lelang SBSN.
"Diharapkan dampak BI yang kini boleh masuk ke pasar primer bisa meredam sentimen negatif bagi investor," kata Josua, Kamis (17/4). Sinyal positif dari BI tersebut juga diharapkan bisa menambahkan kepercayaan di pasar obligasi.
Sekadar informasi, lelang SBSN dua pekan lalu berhasil menerima penawaran sebesar Rp 18 triliun dan pemerintah menyerap sebesar Rp 6,29 triliun.
Baca Juga: Kepemilikan asing di saham dan SUN merosot, pasar surat utang akan membaik duluan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News