kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Osama dan Amerika tekan harga minyak


Sabtu, 07 Mei 2011 / 15:49 WIB
Osama dan Amerika tekan harga minyak
ILUSTRASI. Ilustrasi foto Obligasi. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas, Ruisa K |

JAKARTA. Sepekan ini harga minyak dunia tertekan. Kontrak harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Juni 2011 di bursa New York, Amerika Serikat (AS), Jumat (6/5) sore WIB, merosot hingga
US$ 98,04 per barel.

Ini merupakan penurunan kesekian dalam lima hari terakhir. Bila dihitung dari titik harga tertingginya per 29 April 2011 lalu, harga si emas hitam ini sudah terperosok 13,94%. Kejatuhan harga minyak terdalam terjadi Kamis (5/5) lalu. Di hari itu, minyak anjlok hingga 8,6% dalam sehari.

Para pelaku pasar menilai, tewasnya Osama Bin Ladin dalam operasi militer AS, menjadi pemicu terbesar kejatuhan harga minyak. "Kematian Osama menggeser fokus pasar ke masalah permintaan, dan lebih mengkhawatirkan," ujar Sarah Emerson, Direktur Pelaksana Energy Security Analysis Inc., seperti dikutip Bloomberg kemarin (6/5).

Selain faktor Osama, harga minyak juga terdera oleh data pengangguran AS per akhir April yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Data tersebut meningkatkan kecemasan terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam. Para pelaku pasar pun masih degdegan karena dalam waktu dekat AS akan merilis data tingkat gaji karyawan. "Sudah banyak sentimen negatif saat ini," terang Peter Beutel, President of Trading Advisory Company Cameron Hanover Inc di Connecticut, Amerika Serikat.

Setelah bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB), menunda kenaikan bunga acuan Kamis lalu, nilai tukar dollar AS semakin kuat. Yang lazim terjadi, saat dollar AS menguat, harga komoditas bergerak melandai.

Pelemahan berlanjut

Analis Indosukses Futures Herry Setyawan menuturkan, penyebab lain penurunan harga minyak adalah pembatalan kontrak minyak di bursa AS. Pembatalan ini karena bursa berjangka AS menaikkan margin transaksi atau biaya jaminan transaksi untuk komoditas hingga 5%. "Pembatalan juga diikuti oleh kontrak beli komoditas perak," ujarnya.

Kejatuhan harga minyak biasanya berbuntut pada penurunan harga komoditas energi yang kerap menjadi alternatif minyak, seperti batubara dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). "Investor akan meninggalkan kedua komoditas tersebut," ujar Nizar Hilmy, Analis Harumdana Berjangka.

Di bursa ICE Newcastle, Australia, nilai kontrak batubara untuk pengiriman Juni 2011 terkoreksi 0,6% menjadi US$ 124,55 per ton.

Adapun kontrak CPO, Jumat (6/5), di Bursa Berjangka Malaysia untuk pengiriman Juli 2011 turun 1,15% dari harga penutupan sebelumnya, menjadi RM 3.155 per ton.

Para analis memprediksi, penurunan harga minyak bisa berlanjut hingga akhir bulan ini. Nizar menuturkan, saat ini merupakan fase koreksi untuk komoditas. "Setiap sentimen negatif menjadi alasan profit taking bagi investor," ujar dia. Alasan Nizar, harga minyak sudah sampai di rekor tertingginya pekan lalu.

Namun, harga minyak diperkirakan akan kembali mengalami reli di awal semester II nanti. Pemicunya, kebutuhan minyak yang meningkat seiring proses pemulihan ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×