Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Investor ritel bersiap mendapat tawaran alternatif instrumen investasi baru. Pemerintah melalui Kementrian Keuangan (Kemkeu) akan menerbitkan obligasi ritel Indonesia (ORI) atawa ORI pada Oktober mendatang
I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities mengatakan kondisi pasar saat ini membuat investor tidak bisa mengharapkan imbal hasil yang tinggi pada obligasi ritel yang pemerintah keluarkan di tahun ini.
Penyebabnya, ORI akan mengacu pada obligasi negara bertenor tiga tahun yang saat ini imbal hasilnya di kisaran 6,4%. "Artinya, diprediksikan imbal hasil yang mungkin diberikan pada ORI seri terbaru sekitar 6,4%-6,5%," kata Made, Jumat (25/8).
Made menegaskan kupon ORI tahun ini memang akan lebih kecil dari ORI013 yang sebesar 6,6%. "Suku bunga turun dan di market imbal hasil SUN dengan tenor tiga tahun di kisaran 6,4%," kata Made.
Menurut Made setiap penerbitan ORI rata-rata tingkat suku bunga yang ditawarkan diatas suku bunga deposito perbankan khususnya bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Apalagi dengan penurunan suku bunga yang menjadi 4,5%," kata Made.
Namun, memang realisasi penurunan suku bunga deposito baru akan terlihat dan disesuaikan oleh bank pada bulan depan. "Nah, berapa besar penyesuaian dari suku bunga deposito perbankan? kita masih tunggu," kata Made.
Mengaca pada suku bunga deposito saat ini berada di rata-rata 6% untuk 12 bulan. Jika dibandingkan deposito dengan ORI, maka masih lebih menguntungkan ORI."Rata-rata deposito perbankan 6% lalu kalau kupon ORI tidak jauh dari obligasi negara bertenor 3 tahun, maka kupon ada dikisaran 6,4%-6,5%, artinya sudah benefit lebih tinggi 0,4%-0,5% dibanding deposito," kata Made.
Sementara jika dilihat dari perhitungan pajak. Deposito memiliki pajak 20%. Jika investor mendapat imbal hasil 6% maka sebenarnya yang ia terima hanya 4,8%. Sementara obligasi memiliki pajak 15%. Jika investor dapat imbal hasil dengan asumsi kupon 6,5% maka yang ia peroleh sebesar 5,525%.
Made memproyeksikan jika suku bunga dan pasar kedepan berkembang cukup baik, maka ORI akan menarik. Hanya saja, Made mewanti-wanti investor jangan berharap akan mendapat capital gain besar. Mengaca pada ORI013 pergerakan harga tidak terjadi terlalu jauh hanya dikisaran 100%-100,5%. "Bahkan sempat harga ORI013 dibawah 100% pada pasar sekunder," kata Made. Hal ini terjadi karena saat itu, yield sempat naik karena ada kekhawatiran investor pada sentimen eksternal. "Yield SUN naik, harga ORI sempat di bawah 100%," kata Made.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Loto Srinaita Ginting mengatakan masa penawaran ORI baru ini dilakukan 29 September hingga 19 Oktober. Sementara penjatahan dilakukan 23 Oktober 2017 dan settlement atau penerbitan dilakukan 25 Oktober 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News