kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Optimis ada stimulus, harga CPO kembali pulih


Kamis, 07 Juni 2012 / 12:22 WIB
Optimis ada stimulus, harga CPO kembali pulih
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

KUALA LUMPUR. Sudah tiga hari terakhir, harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) terus mendaki. Harga minyak sawit mulai pulih dari koreksi tajam, lantaran mencuat spekulasi pengucuran stimulus global.

Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange naik 1,2% ke RM 3.039 atau setara US$ 959 per metrik ton, sebelum menutup sesi pagi di RM 3.020 per metrik ton. Sepanjang Mei lalu, harganya telah rontok hingga 11%.

Pasar optimis, para pembuat kebijakan di dunia bakal mengambil tindakan guna menghidupkan kembali ekonomi global yang melambat. Kemarin, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi menyatakan, para pejabat bank sentral siap untuk bertindak jika prospek pertumbuhan ekonomi di kawasan euro memburuk.

Sementara itu, Wakil Ketua Federal Reserve Janet Yellen menyebut, perekonomian AS masih rentan terhadap kemunduran dan mungkin perlu stimulus moneter. Optimisme terhadap stimulus itu memicu lonjakan permintaan komoditas.

Harga juga melesat, karena secara fundamental stok minyak sawit di Malaysia diprediksi bakal melorot per Mei. Sejumlah analis yang disurvei Bloomberg memprediksi, stok Malaysia akan berkurang 3,8% menjadi 1,78 juta ton per Mei. Ini tingkat terendah sejak April 2011.

Ker Chung Yang, analis di Phillip Futures Pte. menilai, ini lebih karena persoalan sentimen. Apalagi, harganya sudah jenuh jual (oversold) di bawah level RM 3.000. "Jadi sepertinya ada banyak short-covering," kata Yang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×