Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mulai mencatatkan pemulihan kinerja operasional. Emiten penerbangan plat merah itu mulai menunjukkan adalah peningkatan penumpang sejak menyentuh titik terendahnya di bulan Mei 2020.
Mengutip riset dari PT Mirae Asset Sekuritas, pada bulan Juli 2020 jumlah penumpang yang terbang bersama GIAA mencapai 370.000. Jumlah tersebut meningkat dibanding bulan Mei yang hanya 35.000 penumpang dan bulai Juni 218.000 penumpang.
Kendati memperlihatkan pemulihan, jumlah itu masih lebih mini dibanding rata-rata volume penumpang bulanan GIAA sepanjang tahun 2019 yang mencapai 2,7 juta. Di sisi lain, isian penumpang atau seat load factor (SLF) GIAA mencapai 30% di bulan Juli 2020. Jumlah tersebut lebih baik dibanding bulan Mei yang mencapai 11% dan bulan Juni yang mencapai 26%.
Walaupun menunjukan pemulihan operasional, Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun mengamati SLG GIAA tidak akan mencapai 50% di sisa tahun ini mengingat jumlah kasus baru Covid-19 masih terus bertambah.
Baca Juga: Penurunan harga minyak bisa menguntungkan sejumlah emiten ini, tapi...
Sementara dari sisi beban, kontribusi bahan bakar terhadap total operational expenditure (opex) telah turun menjadi 17% sepanjang semester I 2020. Padahal di tahun 2019 kontribusinya mencapai 27%. Adapun penurunan yang signifikan itu disebabkan penggunaan bahan bakar yang rendah, serta adanya penurunan harga rata-rata.
Ke depan, penggunaan bahan bakar diprediksi belum akan naik secara signifikan. Akan tetapi, di kuartal III 2020 ini diperkirakan harga rata-rata bahan bakar akan kembali meningkat.
Meskipun kondisi operasional terlihat membaik, Lee Young Jun masih berekspektasi GIAA hanya akan membukukan pendapatan US$ 1,63 miliar di tahun 2020. "Selama volume tidak pulih ke level sebelum pandemi Covid-19," imbuh Lee Young Jun. Tahun lalu, GIAA meraup pendapatan US$ 4,57 miliar.
Baca Juga: Guyur lima BUMN Rp 19,7 triliun, berikut alasan Kemenkeu
Dia menambahkan, tahun ini top line GIAA juga diperberat oleh tidak adanya pendapatan dari penerbangan haji. Asal tahu saja, segmen haji berkontribusi hingga 5% terhadap total pendapatan selama lebih dari lima tahun terakhir.
Adapun Lee Young Jun tetap mempertahankan rekomendasi sell saham GIAA dengan target harga Rp 146. Sekadar informasi, pada penutupan perdagangan hari ini Rabu (9/9), harga saham GIAA berada di Rp 250.
Harga tersebut menguat 4,17% selama tiga bulan terakhir. Akan tetapi, jika dilihat sejak awal tahun harga sahamnya sudah terkikis 49,80%.
Baca Juga: Mulai ramai, tiap hari ada 2.500-3.000 orang datang ke Bali lewat Bandara Ngurah Rai
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News