Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak akhirnya mampu naik ke atas level US$ 51 per barel lagi pada hari ini. Jumat (7/2) pukul 7.06 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 51,39 per barel.
Harga minyak WTI menguat 0,86% dari harga penutupan kemarin pada US$ 50,95 per barel. Harga minyak WTI sudah menguat tiga hari perdagangan berturut-turut setelah Selasa (4/2) lalu menyentuh level terendah sejak awal Januari 2019.
Technical panel OPEC+ kemarin merekomendasikan pemangkasan tambahan sebesar 600.000 barel per hari sebagai respons dampak virus corona terhadap permintaan energi global. Tapi, tiga sumber Reuters mengatakan bahwa rekomendasi ini menunggu persetujuan Rusia.
Baca Juga: Wall Street menguat ke level tertinggi
Joint Technical Committee (JTC) bukan merupakan badan pengambil keputusan. Tapi, komite ini memberikan saran kepada OPEC+. Komite yang mengakhiri pertemuan kemarin ini pun merekomendasikan pemangkasan produksi 2,1 juta barel per hari hingga akhir 2020.
Saat ini, OPEC+ memangkas produksi 1,7 juta barel per hari minyak hingga Maret 2020. Arab Saudi secara sukarela menurunkan produksi 400.000 barel per hari lebih rendah daripada kuota. Sehingga total pemangkasan produksi OPEC+ mencapai 2,1 juta barel per hari atau sekitar 2% dari pasokan global.
OPEC dan Rusia memproduksi lebih dari 40% minyak global. Tambahan pemangkasan baru yang direkomendasikan oleh JTC akan mengurangi lagi pasokan global 0,6%.
Para menteri OPEC+ belum menentukan langkah selanjutnya. Tapi, rekomendasi yang dirilis hari Kamis oleh seluruh anggota JTC, termasuk Arab Saudi dan Rusia, menunjukkan sinyal keputusan negara-negara eksportir minyak ini. "Rekomendasinya adalah pemangkasan 600.000 barel per hari. Rusia meminta waktu lagi untuk konsultasi," kata satu sumber Reuters.
Baca Juga: Filipina dan Thailand gunting suku bunga untuk antisipasi dampak wabah corona
Sumber lain mengatakan bahwa jika disetujui seluruh anggota, pemangkasan baru ini akan berlaku segera hingga Juni mendatang. "Jumlah pemangkasan ini sudah mempertimbangkan pulihnya produksi minyak Libya dan seluruh skenario pertumbuhan permintaan minyak," ungkap si sumber.
Sebelumnya, Brian Gilvary, Chief Financial Officer BP mengatakan bahwa wabah virus corona bisa menurunkan permintaan minyak global sebesar 300.000 barel per hari hingga 500.000 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News