Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat okupansi PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) pada bulan Maret 2020 tercatat hanya 37,96%. Angka tersebut menunjukkan penurunan dari kondisi di Januari 2020 yang sebesar 48,47% serta Februari 2020 yang sebesar 53,64%.
Sementara itu, tingkat okupansi pada periode 1-12 April 2020 hanya sebesar 16%. Dengan kondisi penurunan tersebut, pada Maret 2020 FITT melakukan penghematan dari segi operasional seperti pemakaian listrik, penonaktifan videotron dan lift serta mengurangi pemakaian mesin laundry.
Selain itu, FITT juga melakukan penyesuaian jam kerja karyawan untuk efisiensi pengeluaran sehari-hari serta meniadakan buffet sarapan bila jumlah tamu di bawah 20 kamar dan menggantinya dengan mengantarkan makanan ke kamar tamu.
Baca Juga: Kuartal III 2019, Hotel Fitra (FITT) masih kantongi rugi
Sementara untuk periode April hingga 31 Mei 2020 atau sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan, FITT merumahkan karyawan daily worker. Kemudian untuk karyawan operasional diarahkan untuk mengambil cuti tahunan, extra off dan public holiday serempak. Setelah keseluruhan cuti, extra off dan public holiday habis maka akan dilanjutkan dengan unpaid leave. FITT juga tidak memperpanjang kontrak karyawan yang masa kontrak kerjanya habis pada Mei 2020.
Pada periode 12 April 2020-31 Mei 2020 hotel juga akan tutup sementara dan dibuka kembali pada 1 Juni 2020 dengan tetap menyesuaikan situasi dan kondisi. "Kami akan tetap membayar gaji bulan April 2020 dan membayarkan THR di Mei 2020. Sedangkan gaji Mei 2020 tidak dibayarkan karena status karyawan dirumahkan," tulis manajemen dalam siaran pers, Kamis (16/4).
Baca Juga: Pendapatan Hotel Fitra (FITT) di Kuartal I-2019 Naik 30%
Dari segi keuangan, FITT memiliki utang jatuh tempo pada tahun 2020 sebesar Rp 4,74 miliar. Terdiri dari utang supplier Rp 1,2 miliar, utang pembiayaan Rp 171,07 juta dan utang bank jangka pendek Rp 3,1 miliar. Manajemen mengaku mampu melunasi utang supplier dan utang pembiayaan tersebut.
Sementara untuk utang jangka pendek, manajemen tengah bernegosiasi dengan Bank BNI untuk melakukan restrukturisasi angsuran pokok dan penurunan bunga pinjaman. "Jika dilihat dari current ratio perseroan, dengan perbandingan aset lancar dan utang lancar yaitu utang supplier dan utang pembiayaan sebesar 175% artinya kondisi perseroan mampu untuk melunasi utang yang jatuh tempo pada tahun 2020," tulis manajemen.
FITT saat ini juga telah meminta penundaan pembayaran utang supplier kepada kontraktor sampai Agustus 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News