kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Obligasi pilihan oke bagi yang butuh dana besar


Senin, 25 Juni 2012 / 14:07 WIB
Obligasi pilihan oke bagi yang butuh dana besar
ILUSTRASI. Truk bertonase besar membawa batuan hasil tambang. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Beberapa waktu belakangan, pasar modal Indonesia ikut terpuruk akibat sentiment global. Tak heran, jika pelaku pasar melakukan aksi wait and see, yang bertujuan untuk mengamankan posisi mereka dengan menarik dana pada instrumen pasar modal.

Alhasil, tidak hanya pasar saham yang terkoreksi, melainkan juga pasar obligasi. Koreksi harga yang terjadi di pasar obligasi, tentunya mengangkat tingkat risiko berinvestasi yang tercermin dari kenaikan yield obligasi. Peningkatan risiko surat utang dapat menjadi tambahan modal untuk perusahaan atau emiten yang akan mencari dana lewat instrumen surat utang ini.

Analis Obligasi NC Securities, I Made Adi Saputra menerangkan, kupon penerbitan obligasi di semester II diprediksi akan cenderung lebih tinggi daripada penerbitan obligasi di semester I lalu. Kendati begitu, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kupon bond sangat tinggi.

Dia menyontohkan, PT Indosat Tbk (ISAT) baru saja menyelesaikan book buliding untuk obligasi bertenor 7 tahun dengan kupon 8,625%. "Kupon itu lebih murah dibanding kupon penerbitan obligasi ISAT tahun 2009 yang mencapai 11,75%," kata I Made, Senin (25/6).

Sementara, Analis Obligasi Mega Capital Indonesia, Ariawan berpendapat, saat ini bond issued masih cocok menjadi pilihan korporasi yang memerlukan dana besar untuk ekspansi usahanya. Karena, dibandingkan dengan meminjam dana dari bank, penerbitan obligasi masih lebih efisien untuk saat ini.

"Walaupun prosesnya lebih cepat, bunga kredit bank masih terbilang tinggi saat ini, sekitar 10%-12% an," ujarnya.

Menurutnya, pendanaan perbankan cocok untuk perusahaan yang tidak terlalu besar memerlukan dana. "Tapi seperti Bank BTN yang selalu butuh dana dalam jumlah besar, penerbitan obligasi masih efektif dan positif," jelas Ariawan.

Selain Bank BTN, penerbitan obligasi di semester II akan dilaksanakan oleh Indonesia Port Corporation atau PT Pelindo II dengan nilai diatas Rp 2 triliun.

Untuk Semester II nanti, I Made dan Ariawan memprediksi kemungkinan kenaikan rata-rata semua kupon untuk obligasi korporasi antara 25 bps-100 bps, dibanding semester I lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×