Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Para analis memprediksi penerbitan obligasi hingga akhir tahun 2015 minimal mencapai Rp 50 triliun. Perekonomian Indonesia dinilai masih kondusif memicu penerbitan obligasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (24/7), total emisi obligasi dan sukuk korporasi sepanjang tahun ini (year to date) tercatat 36 emisi dengan total nilai Rp 47,07 triliun. Pencapaian tersebut lebih besar ketimbang total emisi obligasi dan sukuk korporasi tahun 2014 lalu sebesar Rp 46,84 triliun dari hasil penerbitan 49 obligasi dan sukuk.
Analis obligasi Sucorinvest Central Gani, Ariawan menilai, total emisi obligasi dan sukuk korporasi hingga akhir tahun 2015 akan berkisar Rp 50 triliun – Rp 60 triliun. Dengan prediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengerek suku bunga acuan pada September 2015, ia berpendapat penerbitan obligasi akan lebih ramai pada kuartal keempat tahun 2015.
Umumnya, para emiten akan menahan aksi penerbitan obligasi jika suku bunga AS naik. Sebab, kupon obligasi korporasi akan terangkat mengikuti pergerakan yield SUN yang bertambah akibat kenaikan suku bunga AS.
Ia memandang, minat investor juga cukup tinggi mengingat Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang tergolong mengilap ketimbang negara lainnya. “Indonesia masih jadi salah satu yang tumbuh cukup tinggi ekonominya. Investor cukup optimistis, permintaan obligasi akan bagus,” pungkasnya.
Senada, Analis Millenium Capital Management, Desmon Silitonga menerawang, total emisi obligasi dan sukuk korporasi akan mencapai Rp 50 triliun – Rp 55 triliun. Dengan prediksi AS mengerek suku bunga pada November atau Desember 2015, ia menilai penerbitan obligasi pada kuartal ketiga akan lebih ramai ketimbang kuartal terakhir tahun ini. "Korporasi akan menerbitkan obligasi sebelum lebih mahal biayanya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
