Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Pasar obligasi korporasi di Indonesia tengah naik daun, bahkan mencatat pertumbuhan paling tinggi di antara negara-negara satu kawasan. Asia Development Bank (ADB) mencatat, pertumbuhan pasar obligasi korporasi Indonesia secara year on year (yoy) mencapai 26,9% menjadi US$ 20 miliar di akhir Maret 2013.
Namun, dari hitungan nilai, masih kalah jauh ketimbang China yang mencatat pertumbuhan terbesar kedua. China mencatat pertumbuhan pasar obligasi korporasi 25,3% yoy menjadi US$ 1,1 triliun.
Asia Bond Monitor menganalisa, pasar obligasi di China, Hong Kong, China, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Penerbitan obligasi korporasi didominasi sektor finansial di kuartal I-2013.
Total pertumbuhan penerbitan obligasi korporasi seluruh wilayah ini tumbuh 19,5% menjadi US$ 2,4 triliun per akhir Maret 2013 ketimbang setahun sebelumnya. "Kami melihat pertumbuhan akan lebih tinggi lagi di pasar obligasi, mengingat terus berkembangnya ekonomi kawasan ini, dan makin nyamannya investor lokal dan asing untuk meminjam dalam mata uang lokal," ujar Iwan Jaya Azis, Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB.
Sementara itu, total pasar obligasi mata uang lokal Indonesia tumbuh 13,9% per tahun dan 5,9% per kuartal menjadi US$119 miliar pada akhir Maret. Pasar obligasi pemerintah tumbuh 11,6% menjadi US$98 miliar.
Desmon Silitonga, analis Millennium Danatama Asset Management bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif tinggi mendorong tingginya pertumbuhan pasar obligasi. Selain itu, stabilitas makro ekonomi, khususnya tingkat suku bunga dan inflasi serta rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) yang aman juga menopang pertumbuhan obligasi korporasi.
Risiko berinvestasi di Indonesia pun relatif aman yang dapat dilihat dari sovereign rating yang masih ada di level investment grade. "Faktor lain adalah selisih yield yang relatif lebih tinggi dibanding negara sekawasan," tutur Desmon, Kamis (6/6).
Herdi Ranu Wibowo, Head of Fixed-Income BCA Sekuritas mengatakan, pertumbuhan obligasi korporasi terlihat tinggi lantaran Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lain seperti Malaysia ataupun Thailand dari sisi jumlah emisi. "Sehingga wajar Indonesia tahun ini mencapai pertumbuhan tinggi," ujar dia.
Herdi menambahkan, karena kondisi makro ekonomi Indonesia cukup bagus, korporasi lebih menggemari penerbitan obligasi ketimbang mencari pinjaman dari bank sebagai sumber pendanaan. "Dengan perbandingan emisi obligasi korporasi per PDB Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, sebenarnya masih ada ruang untuk pertumbuhan emisi obligasi korporasi ke depan," tutur dia.
Investor asing betah
Dalam laporannya, ADB juga mencatat, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah cenderung mengalami penurunan sejak akhir 2012 di kawasan Asia Timur, karena inflasi berada dalam tingkat sedang, dan tingkat suku bunga acuan umumnya tidak berubah. Pengecualian terjadi di Hong Kong, China, Indonesia dan Singapura. Di wilayah itu, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat sejak awal 2013 akibat kekhawatiran inflasi.
Tidak heran, kepemilikan asing pada obligasi pemerintah dalam mata uang lokal terus tumbuh. Imbal hasil obligasi kawasan ini masih lebih menarik ketimbang obligasi Amerika Serikat dan Eropa. Sedangkan, persepsi kualitas kredit Asia setara atau bahkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan ekonomi beberapa negara maju tersebut.
Di Indonesia, kepemilikan asing mencapai 32,6% dari obligasi pemerintah dalam mata uang rupiah pada akhir Maret 2013, dan termasuk yang terbesar di kawasan Asia Timur yang sedang berkembang. Malaysia berada di urutan selanjutnya dengan kepemilikan asing sebesar 31,2%.
Menurut Desmon, pertumbuhan pasar obligasi Indonesia juga tidak terlepas dari peran investor asing. Sepanjang tahun ini, porsi kepemilikan asing di obligasi terus membesar.
Berdasarkan analisis yang pernah dilakukan, asing tertarik masuk ke obligasi pemerintah karena tingginya selisih suku bunga Eropa, AS, dan Jepang dibandingkan dengan Indonesia. "Ini dikategorikan sebagai faktor pendorong sehingga asing betah berinvestasi," kata Desmon.
Pertumbuhan Pasar Obligasi Korporasi Kuartal I-2013 (yoy) | |||
No | Negara | Nilai (US$ Miliar) | Pertumbuhan |
1 | Indonesia | 20 | 26,9% |
2 | China | 1.110 | 25,3% |
3 | Singapura | 104 | 22,9% |
4 | Filipina | 13 | 19,8% |
5 | Thailand | 63 | 17,9% |
Sumber: ADB |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News