Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Fitch Ratings menyematkan peringkat (rating) final "B+" atas obligasi senilai US$ 190 juta yang diterbitkan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA). Obligasi itu juga diganjar recovery rating "RR4" oleh salah satu lembaga tersohor dunia itu.
Hasira De Silva, Analis Utama Fitch menjelaskan, peringkat tersebut diberikan atas dasar beberapa faktor. KIJA, misalnya, dinilai memiliki rasio kecukupan biaya bunga (interest cover) yang kuat terutama dari pendapatan berulang hasil kontribusi pembangkit listrik berkapasitas 130 megawatt (MW).
Fitch juga menilai likuiditas KIJA membaik lantaran memutuskan untuk menunda investasi pembangkit listrik yang kedua. KIJA memilih memprioritaskan efisiensi dan memastikan operasional pembangkit listrik pertama berjalan lancar.
Rating B+ didasarkan pula pada proyeksi peningkatan penjualan rumah dan area komersil KIJA. Segmen ini dinilai Fitch bisa mengkompensasi melambatnya permintaan lahan industri di Indonesia.
Fitch juga menilai positif strategi diversifikasi jangka panjang yang dilakukan KIJA. Baru-baru ini, KIJA mengumumkan rencana kerjasama dengan perusahaan Singapura, Sembcorp, untuk mengembnakgna kompleks industri baru di Kendal, Jawa Tengah.
Proyek ini dirancang menyerupakan kawasan industri yang berlokasi di Cikarang. Fitch memperkirakan prospek permintaan atas proyek ini akan bagus lantaran perusahaan-perusahaan bisa mengambil keuntungan dari upah buruh di Kendal yang lebih rendah dibandingkan Cikarang.
"Jika proyek ini berhasil dieksekusi, Kendal akan membeirkan keuntungan diversifikasi untuk Jababeka (KIJA) dan menyediakan basisi baru pertumbuhan," tulis De Silva dalam keterangan resmi, Rabu (29/10).
Namun, Fitch mungkin saja memangkas rating obligasi tersebut jika laba bersih sebelum bunga pajak dan penyusutan (EBITDA) KIJA turun di bawah 1x secara berkelanjutan. Rating juga akan diturunkan jika rasio presales terhadap gross debt menyusut di bawah 0,4x secara berkelanjutan.
Sebaliknya, Fitch tidak akan mendongkrak rating obligasi berkupon 7,5% itu dalam jangka waktu 24 bulan ke depan lantaran KIJA sangat tergantung pada bisnis penjualan lahan industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News