Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Instrumen investasi berbasis obligasi yang berkinerja tinggi jadi andalan investasi saat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) kembali turun untuk keempat kalinya di tahun ini menjadi 5%.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, tren penurunan suku bunga membawa sentimen positif pada pasar obligasi karena bisa menaikkan harga surat utang.
Baca Juga: Likuiditas perbankan mengetat, ini penyebabnya
Dampaknya, kinerja obligasi dan instrumen investasi lain yang memegang obligasi sebagai aset bisa berkinerja tinggi melebihi kinerja di aset kelas lain.
Berdasarkan PT Penilai Harga Efek Indonesia, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berhasil tumbuh 12,39% sejak awal tahun hingga Jumat (25/10). Sementara, indeks harga saham gabungan (IHSG) hanya tumbuh 0,93% di periode yang sama.
Tidak heran, bila kini investor lebih tertarik berinvestasi di surat utang atau reksadana berbasis obligasi.
"Suku bunga turun terus, minat investor pun pasti bergeser pada instrumen yang bisa berikan imbal hasil lebih tinggi, yaitu obligasi," kata Wawan, Jumat (27/10).
Baca Juga: Tren penurunan suku bunga berlanjut, reksadana terproteksi bisa jadi pilihan
Wawan juga menyebut dari sekitar Rp 500 triliun jumlah dana kelolaan industri reksadana, sekitar 60% berasal dari reksadana yang memiliki aset di obligasi.
Wawan memproyeksikan inflasi Indonesia akan tetap berada di level rendahnya, yaitu 3%. Dengan begitu, BI7DRRR berpotensi turun dua kali lagi di tahun depan jadi 4,5%.
Sementara, berinvestasi di instrumen saham Wawan nilai masih memberikan kekhawatiran karena pertumbuhan ekonomi global berpotensi melambat.
Obligadi lewat reksadana
Wawan mengatakan reksadana terproteksi mengalami pertumbuhan dana kelolaan cukup tinggi. Datanya. Rata-rata reksadana terproteksi yang memiliki aset obligasi pemerintah bisa berikan return 6%-7%. Sementara, jika aset reksadana terproteksi berada di obligasi korporasi bisa berikan return 8%-9,5%.
Baca Juga: BCA Finance menawarkan obligasi Rp 1,5 triliun
Wawan memproyeksikan rata-rata return reksadana pendapatan tetap di tahun ini sebesar 10%. Senada, Agustina Fitria Aryani, Financial Planner Head OneShildt Financial menambahkan baiknya investor tetap mempertimbangkan tujuan investasi jika ingin meracik ulang portofolio investasinya saat suku bunga turun.
Untuk investasi jangka panjang lima hingga tujuh tahun, investor bisa tetap berinvestasi di saham atau reksadana saham. Sementara, jika tujuan investasi untuk jangka menengah investor bisa pilih investasi di instrumen pasar obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News