Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Setelah mengambang, Bumi Plc menyatakan, transaksi pemisahan (separation agreement) investasi dengan Grup Bakrie akan dilakukan akhir November 2013. Bumi Plc telah mengumumkan ini ke Bursa Efek London, Senin (16/9).
Amir Sambodo, Direktur Independen Non-Eksekutif Bumi Plc menuturkan, penyelesaian transaksi tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. "Perlu waktu untuk menyiapkan legalitasnya, pendanaan dan persetujuan pemegang saham maupun pihak-pihak terkait," terang dia kepada KONTAN, Senin (16/9).
Manajemen Bumi Plc memang tengah mengkaji lebih lanjut syarat dan ketentuan penyelesaian transaksi dengan Grup Bakrie seperti disepakati pada 18 Juli 2013.
Kala itu, anak usaha Bumi Plc, Vallar Investment UK Limited menandatangani perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) dengan unit khusus Grup Bakrie, yaitu Long Haul Holdings Ltd.
Isi CSPA adalah Vallar sepakat menjual 29,2% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ke Long Haul senilai US$ 501 juta. Kesepakatan ini membuat 29,2% saham BUMI masuk kategori premium.
Menurut Bumi Plc, nilai buku 29,2% saham BUMI per 31 Desember 2012 senilai US$ 372 juta. Saat ini nilai pasar saham 29,2% saham BUMI bahkan lebih rendah, yakni cuma US$ 314 juta.
Bakrie menganggap kesepakatan ini sudah fair meski di harga premium. "Ini insentif pada pemegang saham Bumi Plc," kata Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie.
Tingginya nilai transaksi bukanlah satu-satunya pengharum yang ditabur Bumi Plc dan Grup Bakrie. Manajemen Bumi Plc bilang, ada empat keuntungan dari transaksi tersebut. Pertama, Bumi Plc tidak lagi memiliki duri dalam daging dalam portofolio bisnis. Selama ini, Bumi Plc memang sering mati kutu untuk mengontrol BUMI.
Kedua, posisi kas Bumi Plc bakal surplus US$ 500 juta. Ketiga, Bumi Plc lebih fokus mengembangkan aset lainnya terutama PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Keempat, Bumi Plc lebih leluasa untuk merestrukturisasi jajaran direksi maupun komisarisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News