Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) akhirnya ditutup menguat pada perdagangan Selasa (5/12), meski hanya naik tipis. Penguatan mata uang Garuda ini terjadi di tengah posisi indeks dollar AS yang juga tengah bergerak dalam tren positif.
Di pasar spot Selasa (5/12), rupiah menguat 0,06% menjadi Rp 13.519 per dollar AS dibanding dengan hari sebelumnya. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menunjukkan penguatan 0,09% menjadi Rp 13.515 per dollar AS.
Padahal, indeks dollar AS pukul 16.50 WIB, kemarin, menguat 0,08% ke 93,26. "Ini anomali karena rupiah justru menguat di tengah penguatan indeks dollar," ujar Josua Pardede, ekonom Bank Permata kepada KONTAN, Selasa (5/12).
Dollar AS menguat berkat sentimen positif persetujuan Senat AS terhadap program reformasi pajak yang diusung oleh Presiden Donald Trump. Namun rupiah juga bisa menguat berkat sokongan dari sentimen domestik yang relatif positif bagi otot rupiah.
Salah satunya, keputusan pemerintah tidak menggelar lelang obligasi pemerintah pada sisa tahun ini. Hal ini membuat harga surat utang negara (SUN) di pasar menguat. "Imbal hasil obligasi AS masih sedikit turun. Ini yang jadi salah satu faktor yang membuat daya tarik obligasi kita, sehingga menopang rupiah," imbuh Josua.
Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong melihat, rupiah tengah masuk dalam fase konsolidasi setelah sempat terkoreksi pada awal pekan kemarin. Lukman menilai pergerakan mata uang Garuda masih berada dalam area yang terbatas. "Sentimen tidak banyak dan penguatannya juga terbatas," cetus dia.
Ini terlihat dari penguatan rupiah yang tidak terlalu besar. Ini terjadi karena kondisi ekonomi domestik juga belum cukup kuat untuk mengangkat kurs rupiah. Maklum, meski inflasi November masih tercatat tumbuh, tetapi hasilnya masih di bawah perkiraan pasar.
Josua melihat rupiah masih mampu menguat pada perdagangan Rabu (6/12). Tapi, dengan pertimbangan tidak banyak data ekonomi yang akan dirilis, penguatan mata uang Garuda bakal terbatas.
Sedang Lukman memperkirakan tren konsolidasi kurs rupiah akan berlanjut hari ini. Kemungkinan rupiah akan cenderung melemah karena pasar masih wait and see data ketenagakerjaan akhir pekan ini. Plus, ada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan depan.
Pada Jumat (6/12), Lukman memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergulir pada kisaran Rp 13.505–Rp 13.520. Sedangkan Josua memprediksi mata uang Garuda bakal bergerak di rentang Rp 13.490–Rp 13.550 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News