Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat, nilai transaksi aset kripto sepanjang Januari-November 2022 merosot 63% year on year (YoY) menjadi Rp 296,66 triliun. Pada periode sama tahun 2021, nilai transaksi aset kripto mencapai Rp 801,85 triliun.
Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappebti Tirta Karma Senjaya mengatakan, penurunan tersebut sejalan dengan koreksi yang terjadi pada nilai aset kripto.
"Contohnya BTC yang pada November 2021 sempat senilai Rp 900 juta-an tapi sekarang hanya Rp 260 juta-an per koin. Jadi, nilai BTC sudah turun 70%," kata Tirta saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (27/12).
Baca Juga: Pamor Dolar AS Memudar Seiring Meredanya Inflasi, Dolar Australia Menguat
Meskipun begitu, Bappebti mencatat adanya penambahan jumlah pelanggan aset kripto yang signifikan. Per November 2022, pelanggan aset kripto mencapai 16,55 juta, meningkat 48% dari jumlah pelanggan di akhir 2021 yang sebanyak 11,2 juta.
Chief Executive Officer (CEO) crypto exchange Triv.co.id Gabriel Rey De Leroy mengatakan, penurunan nilai transaksi aset kripto berpengaruh ke kondisi fundamental perusahaan. Mengingat, perusahaan mengenakan fee 0,1% dari nilai transaksi.
Sepanjang tahun 2022 berjalan, nilai transaksi aset kripto di Triv.co.id merosot sekitar 40%. Alhasil, penurunan nilai transaksi membuat fee yang diperoleh perusahaan juga berkurang.
"Semua yang ada di industri merasakan dampaknya karena crypto exchange menerapkan percentage fee dari nilai transaksi," ucap Gabriel.
Baca Juga: Tahun Crypto Winter, Indodax: Setiap Exchange Perlu Menjaga Kepercayaan Member
VP Corporate Communications Tokocrypto Rieka Handayani mengatakan, nilai transaksi Tokocrypto sepanjang 2022 turun 10%-20%. Menurutnya, transaksi perdagangan masih berjalan normal, meski belum mencapai posisi terbaik yang pernah diraih saat pasar bullish.
Terkait dengan adanya rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan Tokocrypto, Rieka menjelaskan bahwa aksi korporasi tersebut merupakan efek adanya perubahan dalam pemegang saham Tokocrypto. Beberapa unit bisnis di luar exchange juga dihentikan sementara waktu.
Rieka meyakini investasi aset kripto memiliki potensi jangka panjang. Pasalnya, aset kripto dan blockchain masih berada di masa pertumbuhan yang mana adopsinya menyerupai pertumbuhan internet di awal kemunculannya.
Untuk ke depannya, kenaikan transaksi diperkirakan akan terjadi seiring dengan situasi makroekonomi yang kembali stabil. "Investor bisa mengambil waktu untuk kembali menambah pengetahuan tentang aset kripto sambil mempersiapkan bull market selanjutnya," tutur Rieka.
Baca Juga: Aset Kripto Kini Diawasi OJK, Ini Tanggapan Pelaku Industri
Di tengah pasar yang bearish, Triv.co.id tidak melakukan PHK karyawan, melainkan hanya freeze hiring alias tidak menambah karyawan baru. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk efisiensi perusahaan.
"Triv juga terus menambah berbagai macam aset kripto di platform supaya pengguna terpancing untuk bertransaksi dengan aset baru yang punya peluang lebih baru," kata Gabriel.
Triv juga menjalankan berbagai promosi untuk menarik minat investor. Salah satunya adalah dengan memberikan cashback sebagai insentif bagi pengguna dengan bekerja sama dengan salah satu perusahaan dompet digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News