Reporter: Issa Almawadi |
JAKARTA. Sejak awal tahun 2013 hingga Maret ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerima pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) dari tujuh emiten. Berdasarkan catatan itu, total nilai emisi IPO yang tercatat di BEI mencapai Rp 2,15 triliun.
Sepanjang periode itu, beberapa emiten yang tercatat di BEI antara lain, PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) Rp 138 miliar, PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL) Rp 101,75 miliar, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) Rp 72 miliar, PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP) Rp 440 miliar, PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) Rp 90,85 miliar, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) Rp 855,5 miliar, dan yang paling baru adalah PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) Rp 448,7 miliar.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah emiten yang telah mencatatkan sahamnya di BEI terlampau jauh. Pada tahun lalu, BEI hanya mencatat tiga emiten dengan total emisi Rp 757 miliar yang berlangsung pada Januari hingga Februari.
Nama emiten yang menghiasi papan perdagangan BEI di periode tersebut antara lain, PT Minna Padi Investama Tbk (PADI), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE), dan PT Surya Essa Perkasa Tbk (ESSA). Masing-masing emiten yang disebut tadi, mencatat nilai emisi Rp 186 miliar untuk PADI, Rp 418,5 miliar TELE, dan Rp 152,5 miliar ESSA.
Manajemen BEI belakangan ini mengaku tetap optimistis bisa mencapai 30 emiten baru di tahun ini. Itu karena pencatatan saham melalui IPO masih sangat diminati terutama jika melihat tren pasar saham yang tengah menguat.
"Apalagi jika pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bertahan baik, maka jumlah IPO bisa bertambah," terang Direktur Utama BEI, Ito Warsito.
Hingga akhir tahun lalu, BEI mencatat 23 emiten IPO. Dari jumlah itu, total nilai emisi mencapai Rp 10,136 triliun.
Ito juga pernah bilang, pihaknya tidak pernah menargetkan nilai emisi IPO. "Itu karena kebutuhan dana tiap emiten berbeda-beda," kata Ito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News