kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nilai akuisisi APLN sudah mencapai Rp 413 miliar


Rabu, 02 Maret 2011 / 09:34 WIB
Nilai akuisisi APLN sudah mencapai Rp 413 miliar
ILUSTRASI. Penjualan popok bayi MamyPoko atau Mamy Poko produksi Uni-Charm atau Uni Charm UniCharm di hipermarket Jakarta Selatan (13/01/2015). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Avanty Nurdiana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) masih memiliki cukup amunisi untuk melancarkan akuisisi. Pasalnya, APLN masih memiliki dana Rp 240 miliar sisa hasil initial public offering (IPO) untuk akuisisi.

Total, emiten properti itu menganggarkan Rp 653 miliar dari dana IPO untuk kegiatan akuisisi. Dari bujet itu, APLN telah menggunakan Rp 413 miliar untuk mengakuisisi empat proyek. Masing-masing adalah Green Lake, Green Permata Residences, Grand Taruma, dan PT Pesona Gerbang Karawang.

Karena anggaran dana untuk akuisisi belum habis, "Kami masih mengincar beberapa proyek maupun lahan baru," ujar Prisca Andriessen Batubara, Sekretaris Perusahaan APLN, Selasa (1/3).

Anggaran dana IPO untuk akuisisi merupakan bagian dari anggaran belanja modal APLN. Di tahun ini, anak usaha Grup Agung Podomoro ini mengalokasikan bujet belanja modal berkisar Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun. Tentu, tak seluruh dana itu akan digunakan untuk akuisisi. Sebagian dana juga dialokasikan untuk membiayai pembangunan proyek.

Selain dari dana IPO, APLN juga bisa menutup belanja modal itu dengan perolehan laba 2010 dan pinjaman bank.

Meski menolak mengonfirmasi spekulasi tentang rencana kerjasama APLN dan PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), Prisca menyatakan, APLN terbuka terhadap semua peluang. Tapi, "Kami cenderung memilih mengambil porsi mayoritas atau di atas 5%, " ujar dia.

Kabar yang beredar di pasar, ELTY berminat mencari mitra strategis di sejumlah proyeknya. Konon, ELTY akan menawarkan Rasuna Epicentrum, pembangunan hotel, perumahan dan pengembangan tol (Harian KONTAN 1 Maret 2011).

APLN sendiri selama ini lebih banyak berjualan apartemen. Bahkan, sepanjang tahun lalu, lebih dari 90% pendapatan APLN berasal dari penjualan apartemen.

Namun, mulai tahun ini, APLN berniat merambah bisnis landed house, hotel, kawasan industri, dan proyek properti selain apartemen. Pada Mei 2011, APLN akan segera mengoperasikan hotel di Central Park. Prisca menyatakan, hotel itu akan mengoperasikan 370 kamar.

Namun, APLN masih belum tertarik masuk ke bisnis tol. "Selama 40 tahun kami berdiri kami masih fokus di bisnis properti," ujar Prisca.

Setelah mengambil alih berbagai proyek baru, APLN menargetkan pendapatan senilai Rp 4 triliun tahun ini. Yang menjadi andalan APLN untuk menggenjot penjualan adalah perumahan. APLN juga ingin memperbesar porsi pendapatan rutin alias recuring income). Tahun lalu, porsi pendapatan rutin ini hanya 3%.

APLN mematok, pendapatan jenis ini menyumbang 50% pendapatan di 2015; dengan asumsi tidak ada akuisisi properti baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×