kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Kiprah Podomoro setelah mencatatkan saham


Rabu, 29 Desember 2010 / 10:14 WIB
Kiprah Podomoro setelah mencatatkan saham


Reporter: Avanty Nurdiana, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) percaya diri menyongsong tahun 2011. Perusahaan properti yang terbilang belum lama go public ini menganggarkan belanja modal Rp 1,5 triliun untuk tahun depan.

Sekitar 35% dari capital expenditure (capex) atau senilai Rp 525 miliar mereka alokasikan untuk ekspansi. Podomoro berencana membangun area komersial di Cirebon dan Pekanbaru. Konsep bakal area komersial itu mirip dengan mal. Perusahaan properti ini juga berencana menyelesaikan sejumlah proyek residensial seperti Kuningan City dan dua menara apertemen di Denpasar Residence.

Agung Podomoro akan menggunakan dana hasil penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) untuk menutup kebutuhan capex 2011. Dari IPO yang berlangsung awal November itu, APLN mengantongi dana Rp 2,244 triliun.

Isfhan Helmy Arsad, analis Waterfront Securities menilai, APLN punya neraca yang bagus setelah IPO. Setelah IPO tuntas, pengelola APLN menyatakan berniat melunasi utang perbankan dengan nilai total Rp 1,62 triliun.

Utang yang disebut akan dilunasi APLN meliputi tagihan senilai Rp 88 miliar ke Bank Permata dan utang US$ 20 juta (Rp 181 miliar) ke JP Morgan Chase Bank. APLN juga berencana membayar utang dari Bank BNI senilai Rp 350 miliar. Emiten properti itu juga ingin melunasi sebagian dari pinjaman sindikasi yang beranggotakan CIMB Niaga, BII, dan BNI senilai Rp 1 triliun.

Liliana Bambang, analis JP Morgan, memperkirakan pada akhir 2010 tingkat utang terhadap ekuitas (debt to equity) APLN akan turun menjadi 50%. Sedangkan tim riset dari Indo Premier Securities menghitung net debt to equity APLN di akhir 2010 akan menjadi 0,03 kali dari posisi di akhir 2009, yaitu 1 kali.

Ditopang apartemen

Isfhan menilai rencana APLN membangun mal di luar Jakarta akan membawa imbas positif. Namun, dia yakin, APLN masih mengandalkan penjualan apartemen sebagai sumber pendapatan utama. Pendapatan dari mal dan perkantoran memberikan kontribusi terbesar kedua. "Minat berinvestasi di sektor properti masih tinggi di tahun depan," tutur dia.

Proyeksi Isfhan, APLN akan mengantungi pendapatan senilai Rp 2 triliun dan laba bersih Rp 200 miliar sepanjang 2001. Di tahun 2011, pendapatan APLN akan bertambah menjadi Rp 2.5 triliun dengan laba bersih Rp 275 miliar.

Liliana menyebut APLN punya potensi untuk tumbuh karena proyek apartemennya yang berada di Jakarta. "Kebutuhan apartemen di Jakarta masih tinggi," ujar dia.
Dalam estimasi versi Liliana, APLN akan mengantungi pendapatan Rp 2,29 triliun serta laba bersih Rp 341,2 miliar untuk tahun ini. Pendapatan APLN akan tumbuh di tahun 2011 menjadi Rp 2,39 triliun sedangkan laba bersih berkembang menjadi Rp 552,4 miliar.

Baik Liliana, Isfhan maupun tim riset Indopremier memasang rekomendasi beli untuk APLN. Liliana memasang target harga Rp 470 per saham. Sedang target versi Isfhan dan tim riset Indopremier masing-masing Rp 490 dan Rp 460 per saham. Harga APLN pada penutupan Selasa (28/12) adalah Rp 385 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×