Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) diperkirakan mampu tumbuh hingga 2024. Meskipun memang, kinerja INDF masih cenderung tertekan.
Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia memaparkan, pendapatan di kuartal III tumbuh 8,8% secara kuartalan (QoQ), tetapi masih terkoreksi 0,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 27,8 triliun. Secara kumulatif, INDF mencatatkan pendapatan Rp 83,9 triliun atau tumbuh 3,8% secara tahunan (YoY).
"INDF tertolong oleh segmen consumen branded products (CBP), sementara untuk segmen Bogasari dan agribisnisnya masih terkontraksi," kata Cindy kepada Kontan.co.id, Rabu (13/12).
Hingga September 2023, segmen CBP tumbuh sebesar 4,8% YoY dan distribusi 24,7% YoY. Segmen Bogasari dan agribisnis terkontraksi masing-masing 0,5% YoY dan 3,9% YoY.
Baca Juga: Kurs Rupiah dan Daya Beli Membayangi Prospek Indofood Sukses Makmur (INDF)
Pertumbuhan segmen CBP didorong oleh tingginya volume dan harga jual rata-rata (ASP). Sementara segmen Bogasari melemah di tengah adanya penyesuaian harga dan penurunan volume sebesar 2% YoY, dan segmen agribisnis tertekan akibat rendahnya ASP produk kelapa sawit, serta minyak dan lemak nabati.
EBIT INDF hingga September 2023 tercatat flat menjadi Rp 14,2 triliun atau naik 0,3% YoY. Namun EBIT marginnya mengalami sedikit penurunan menjadi 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu di 17,6%.
Sementara itu, laba bersih hingga kuartal III berhasil tumbuh 52,4% YoY menjadi Rp 7,1 triliun yang diikuti oleh margin laba bersih ekspansi ke level yang lebih tinggi yaitu 8,4% dari 5,7%. Meski demikian, laba bersih di kuartal III terkoreksi 11,7% QoQ dan 13,1% YoY menjadi Rp 1,5 triliun.
Dari operasional, Cindy memaparkan produksi TBS turun 3% hingga September 2023 menjadi 2 juta ton. Ini seiring dengan kegiatan penanaman kembali, kondisi cuaca, serta penurunan pembelian dari eksternal.
Baca Juga: Terdorong Sentimen Pemilu, Begini Rekomendasi Saham ICBP dari Analis
Sementara produksi CPO turun 5% menjadi 521 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 551 ribu ton. Adapun, dari divisi perkebunan, volume penjualan CPO naik 12%, sementara volume penjualan PK, PKO, dan PKE naik 16%.
Cindy berpandangan, INDF masih berpotensi meningkatkan kinerjanya hingga tahun depan. "Tahun politik bisa meningkatkan konsumsi masyarakat, apalagi jika didukung oleh inflasi yang terjaga," katanya.
Dia pun memproyeksikan pendapatan 2024 tumbuh 8,8% YoY menjadi Rp 126,7 triliun dibanding proyeksi 2023 sebesar Rp 116,4 triliun. Sementara laba bersih 2024 diproyeksikan sebesar Rp 10,3 triliun atau meningkat 12,9% YoY dari laba bersih 2023 yang diperkirakan mencapai Rp 9,1 triliun.
NH Korindo Sekuritas merekomendasikan buy INDF dengan target harga Rp 7.400 per saham. "Risiko rekomendasi meliputi melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, penurunan permintaan produk, serta biaya bahan baku utama yang lebih tinggi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News