Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada penutupan sore (5/2), posisi rupiah menyentuh level paling perkasa dalam sepekan terakhir. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.25 WIB, rupiah menguat 0,1% menjadi 12.193 per dollar AS.
Pada transaksi sebelumnya, nilai tukar mata uang Garuda menyentuh level 12.160 per dollar. Ini merupakan level terkuat sejak 29 Januari lalu.
Sementara itu, di pasar offshore, nilai kontrak forwards rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan menguat 0,2% menjadi 12.125 per dollar AS. Dengan demikian, nilai rupiah di pasar NDF lebih perkasa 0,6% dibanding nilai tukar rupiah di pasar spot.
Disinyalir, penguatan rupiah pada hari ini disebabkan oleh data positif defisit neraca perdagangan Indonesia yang turun lebih besar ketimbang prediksi. Berdasarkan data yang dirilis pemerintah, tingkat ekspor Indonesia pada Desember berhasil melampaui tingkat impor dengan nilai mencapai US$ 1,5 miliar. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak November 2011 lalu.
Data lain yang juga mengerek optimisme investor adalah tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV lalu sebesar 5,72% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut melampaui prediksi analis yang disurvei Bloomberg sebesar 5,34%.
"Neraca perdagangan akan terus mencatatkan surplus, yang akan berdampak pada turunnya nilai defisit," jelas David Samual, chief economist PT Bank Central Asia.
Dia juga bilang, saat ini, Bank Indonesia telah berupaya untuk meredakan tekanan terkait neraca perdagangan dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan dengan risiko perlambatan pertumbuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News