Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengeluarkan data neraca perdagangan per Juni 2018. Berdasarkan data tersebut, secara kumulatif, ekspor Indonesia Januari-Juni 2018 mencapai US$ 88,02 miliar, tumbuh 10,03% secara year on year (yoy).
Sedangkan impor kumulatif Januari-Juni mencapai US$ 89,04 miliar, tumbuh 23,1% yoy. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia sepanjang semester satu 2018 mencatat defisit US$ 1,02 miliar, dibanding semester satu 2017 yang mencatat surplus besar mencapai US$ 7,66 miliar.
Melihat kondisi tersebut, analis senior Infovesta Utama, Praska Putrantyo menilai, respon pelaku pasar terhadap data tersebut tidak terlalu besar. Itu lantaran di bulan tersebut terdapat banyak libur yang secara tidak langsung belum menunjukan hasil yang maksimal karena terjadi backlog di hari libur yang besar.
“Belum jadi sentimen positif bagi indeks, harus liat neraca perdagangan Juli karena secara waktu kerja sudah full,” ujar Praska saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin (16/7).
Catatan saja, pada perdagangan Senin (16/7), IHSG ditutup melemah 0,65% ke 5.905,16. Nilai transaksi bursa mencapai Rp 5,57 triliun dengan net buy asing sebesar Rp 75,99 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News