Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Pada transaksi awal pekan ini (17/6), euro perkasa terhadap yen. Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 08.39 waktu Tokyo, euro menguat 0,3% menjadi 125,99 yen. Sebelumnya, di sepanjang pekan lalu, pelemahan euro mencapai 2,6% dan merupakan pelemahan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 6 Juli lalu.
Jika berhadapan dengan dollar AS, posisi euro tak banyak mencatatkan perubahan di posisi US$ 1,3347. Demikian pula halnya dengan yen terhadap dollar AS yang tak banyak berubah posisi di level 94,35 per dollar setelah menorehkan penguatan 3,5% pada pekan lalu.
Penguatan euro terjadi sebelum data Eropa mengenai neraca perdagangan April di Benua Biru tersebut dirilis hari ini setelah sebelumnya mencatatkan surplus pada Maret lalu. Hasil survei Bloomberg menunjukkan, neraca perdagangan 17 negara Eropa akan kembali surplus tahun ini sejalan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto Eropa yang diramal sebesar 1,7%.
"Kita banyak menghabiskan waktu dengan menunggu siapa Siprus berikutnya atau Yunani berkutnya sehingga terkadang kita melewatkan adanya berita baik. Banyak hal yang patut diperhatikan selain default euro, seperti perlambatan ekonomi Asia dan pengurangan nilai stimulus the Fed," jelas Robert Rennie, chief currency strategist Westpac Banking Corp.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News