kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik signifikan, simak rekomendasi saham-saham perusahaan digital berikut


Rabu, 24 Februari 2021 / 20:11 WIB
Naik signifikan, simak rekomendasi saham-saham perusahaan digital berikut
ILUSTRASI. Karyawan mengabadikan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Reno Esnir


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham perusahaan yang bisnisnya berkaitan dengan digital mengalami penguatan selama tiga bulan terakhir. Bahkan, beberapa di antaranya menguat lebih dari 100%.

Mengutip data dari RTI Business, penguatan paling tinggi dialami oleh PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) hingga 403,45% menjadi Rp 730 pada penutupan perdagangan Rabu (24/2). Setelahnya, disusul oleh PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang terkerek hingga 261,68% menjadi Rp 10.525. 

Ada juga PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang menguat hingga 154,24% menjadi Rp 450. Selain itu, ada PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) yang meningkat hingga 142% menjadi Rp 121. 

Beberapa saham lain yang menguat cukup tinggi selama tiga bulan terakhir ada PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) hingga 95,63% menjadi Rp 4.030. Ada PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dan PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA)  yang menguat masing-masing 29,56% dan 20,19%. 

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengungkapkan, penguatan harga saham-saham perusahaan dengan bisnis digital itu dipicu oleh sentimen positif dari masing-masing emitennya, misalnya saja aksi korporasi. 

Baca Juga: Kinerjanya dinilai berpotensi membaik, simak ulasan analis soal prospek SCMA

Nafan mencontohkan ARTO yang terkerek karena aksi strategis dengan masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa (Dokab) sebagai investor. Adapun Gojek memegang 22% saham Bank Jago. 

Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, tujuan kolaborasi ini untuk menyediakan layanan perbankan digital melalui platform Gojek. Sehingga, jutaan pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek.

Selain aksi dari emitennya, Nafan mengamati beberapa saham dianggap kurang likuid. Sehingga sedikit perubahan dapat mengerek harga sahamnya dengan begitu signifikan. 

Adapun terhadap saham-saham yang tampak terkikis dalam beberapa waktu terakhir, Nafan menganggapnya wajar terjadi profit taking setelah harga saham uptrend. 

Asal tahu saja, hingga penutupan perdagangan Rabu (24/2) beberapa saham cenderung mengalami penurunan dalam seminggu terakhir. Misalnya, NFCX yang melorot 7,21%. Ada juga MCAS dan DMMX yang turun 4,05% dan 1,32%. 

Ke depan, Nafan bilang emiten-emiten yang memiliki bisnis berkaitan dengan digital masih punya peluang menguat. Mengingat, perkembangan sektor informasi dan teknologi di Indonesia masih memiliki potensi untuk berkembang. 

Walau begitu, untuk saat ini investor disarankan untuk hold saham-saham tadi dengan target harga Rp 12.000 untuk ARTO, Rp 2.370 untuk DIVA, Rp 4.140 untuk MCAS, Rp 124 untuk YELO, Rp 630 untuk KIOS, Rp 1.820 untuk NFCX, dan Rp 404 untuk DMMX. 

"Ke depannya pelaku pasar masih menanti kinerja laporan keuangan terkini, aksi korporasi lanjutan, ataupun dividen," jelas Nafan kepada Kontan.co.id, Rabu (24/2). 

Tidak jauh berbeda, Analis CSA Research Institute Reza Priyambada bilang, penguatan beberapa saham itu terdorong oleh pemberitaan dari setiap emitennya. 

Misalnya, KIOS dengan kian banyaknya pengguna yang melakukan pembayaran tagihan melalui aplikasi KIOS. Sementara itu, sentimen ARTO berasal dari bank digitalnya dan DMMX terkait rencana membangun platform pemasaran media sosial digital. Rencana tersebut akan bekerjasama dengan RANS Entertainment melalui perusahaan joint venture (JV) PT DMMX Rans Digital. 

Lebih lanjut Reza menekankan, untuk investor yang berminat investasi jangka panjang terhadap saham-saham tersebut, perlu dicermati kembali kondisi fundamental masing-masing emitennya.

Selanjutnya: Terdorong domestik retail, jumlah investor pasar modal tembus 4,4 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×